DEMIKIANLAH, Pitha, masa masa kanak dan berangkat remaja, aku tak kurang-kurang dari rasa sayang, kasih, dan cinta dari orang-orang yang mengitariku. Sungguh...
SEKOLAH, belajar, bermain ya… aku kan belum menjadi lelaki dewasa jadi belum bekerja, ke ladang, kebun atau sawah membantu orang tua menjadi...
CERITAKU masih panjang, Pitha. Aku teruskan ya. Selang beberapa hari setelah pertemuan mendadakku dengan seorang dara, melalui temanku si pengamat percewekan itu,...
PITHA yang manis, Aku benar-benar tak tahu diri. Betapa aku tak bisa mengenyahkan bayangmu. Senyummu tak lekang juga dari ingatanku. Rambutmu, hidungmu, ...
SEORANG teman cowok selalu berisik benar bicara tentang cewek. Mirna cantik ya, tapi judes. Susi itu baik, cuma saya gak siir dengannya....
BEGITULAH kehidupan, Pitha. Kita suka berharap dan berupaya menerima situasi yang menyenangkan, menggembirakan, dan menbahagiakan. Namun, apa yang terjadi sesungguhnya jauh di...
“KOK berenti sekolah, Tari? Kenapa?” Aku menyerbu Tari dengan pertanyaan begitu bel tanda pulang sekolah berbunyi dan segera menjejerinya melangkah keluar kelas....
Pitha yang baik, AKU senang kita masih ketemu di tahun pertama di SMP. Tapi, aku tak bisa berdekat-dekatan denganmu lagi. Malangnya diriku....
Pitha yang baik, Duh, lama juga aku tak meneruskan menulis surat ini untukmu. Ada keraguan juga di hatiku adakah orat-oratku ini akan...
Cerpen Rifdal A SEBELUM malam pergi. Setelah hiruk-pikuk orang meninggalkan kedai ini, aku kembali menemukan kesedihan tiba dengan gegas menghampiri. Ia duduk...
Komentar Terbaru