Surat Cinta untuk Pithagiras yang Lupa Ditulis (13)


ASTAGA, seperti mimpi ternyata benar dirimu, Pitha. Sama-sama kaget dengan perjumpaan tak diduga ini. Kalau aku sungguh tak menyangka bersua denganmu, kau… ah, mungkin hanya kaget mau menabrak motorku.
Sambil menata hati yang bergejolak dan dada yang berdebar, aku seru namamu, “Pitha… “
Engkau mengerjapkan mata. Keheranan, mungkin. Tapi ketegangan di wajahmu mengendor dan yang penting engkau tak jadi marah, meskipun kulihat tadi mukamu sempat memerah.
“Apa kabarmu, Pitha?”
Aku mengulurkan tangan dan engkau menyambut.
“Baik.”
“Mau ke mana?”
“Ini ke sini,” ujarmu menunjuk sebuah rumah panggung kayu besar dan klasik.
Oh, rupanya kau memang mau berbelok kanan di sebuah jalan kecil di depan kita. Dan, aku menghalangi jalanmu. Menyadari itu, aku segera meminta maaf.
“Rumahmu?”
“Bukan. Rumah paman. “
“Oo… “
Diam sejenak. Ada keinginan untuk mengajakmu berbincang lebih lama. Seandainya engkau berbasa-basi mengajakku mampir. Huss… Tak tahu adat, aku. Atau, aku ajak kau pergi ke mana gitu. Tapi, itu lebih tak sopan dan tak tahu diri. Dan, yang paling utama, nyaliku ternyata belum juga ada.
“Ya, sudah. Saya terus ya, ” kataku bodoh.
Kesempatan datang untukku kembali mendekatimu. Tapi tersia-sia.
Teman-teman sudah agak jauh di jalan raya menuju pulang ke kota kita.
“Kenapa kok lama? Kami khawatir motormu mogok, ” kata temanku.
“Ah, nggak. Tadi ketemu cewek, ” sahutku.
“Haa… cewek atau gadis jadi-jadian? Jangan-jangan kau kesambet… “
Ai ada-ada saja.
“Nggaklah…. “
“Sikop4 ya?”
Aku tak menjawab. Aku malah membayangkan kembali sesosok dirimu. Masih seperti dulu, aduh, mestikah aku ulang-ulang betapa engkau memang memesona. Engkau tak banyak berubah. Kalau pun ada perubahan, kau lebih matang dan tentu… tambah membuatku gila.
Tidak. Aku tak beri tahu teman-teman telah bertemu denganmu. Aku tak kan rela dirimu jadi bahan omongan dan ledekan teman-teman. Biarlah aku saja yang meresapi makna perjumpaan kita barusan. Meski sekejap, itu bisa mengobati rasa rinduku padamu. Atau, malah semakin menyiksaku…
>> BERSAMBUNG
4 sikop: cantik
