Oleh Maspril Aries Prolog Manusia tidak pernah hidup dalam ruang hampa semantik. Setiap kali kita menjejakkan kaki di sebuah “tempat”, kita—baik sadar...
Oleh Ali Rukman “Adat tidak hidup karena seremoninya, tapi karena orang-orang yang bersedia menjadi bara di balik asapnya.” ADA masa ketika suara...
Oleh Susilo Sudarman BUKU puisi Kesibukan Membuat Sejarah (Pustaka LaBRAK, 2025)[1] karya Udo Z Karzi menghadirkan perenungan tajam mengenai relasi antara manusia,...
Oleh Ali Rukman ADA suara yang lebih nyaring dari bunyi gong atau tetawak saat hajatan berlangsung. Suara itu datang dari langkah-langkah lembut...
Oleh Ali Rukman BUDAYA bukan untuk dipajang dalam festival, melainkan dihidupkan dalam keseharian. Sebab, nilai tidak tumbuh dari sorak penonton, tetapi dari...
Oleh Oyos Saroso HN SAYA belajar menulis puisi sejak pertengahan 1980-an. Saya makin gila baca karya sastra sejak sekolah kami pindah ke...
“Kami tidak punya aplikasi kencan, tapi hafal siapa saja yang datang.” “Kami tak tahu algoritma, tapi tahu betul siapa yang sedang berasan.”...
Oleh Gara TAHUN 1992, Jakarta, saat saya sedang ambil honor kartun dan tulisan di Koran Jayakarta, ada laki-laki di belakang saya yang...
Oleh Doddi Ahmad Fauji BARU pada Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XIII ini saya mengirimkan puisi untuk ikut dikurasi, dan alhamdulillah lolos. Pada...
Oleh Djadjat Sudradjat SAYA amat bahagia menerima kiriman dua buku dari Udo Z Karzi: Kesibukan Membuat Sejarah (puisi) dan Surat Cinta untuk...
Komentar Terbaru