Gema Ramadan

Beruban Karena Istiqamah

Oleh Gufron Aziz Fuadi

RAMADAN akan segera pergi meninggalkan kita. Hari hari kita bisa beribadah dengan nikmat dan mudah akan segera berlalu. Entah tahun depan kita masih bisa bertemu lagi atau tidak, kita enggak tahu. Karena umur manusia rahasia-Nya. Kita hanya sekadar menjalaninya, sak dermo nglakoni

Pada umumnya di bulan Ramadan ibadah dan ruhiyah kita meningkat, baik kuantitas maupun kualitasnya. Masalahnya adalah bisakah kita mempertahankan amal ibadah kita di bulan Ramadhan pada bulan bulan lain setelahnya?

Berat dan tidak mudah pastinya!

Istiqamah atau selalu dan tetap di jalan yang  benar sepanjang waktu bukanlah perkara ringan.

Allah SWT berfirman dalam Surat Hud ayat 112 tentang istiqomah:

(فَٱسۡتَقِمۡ كَمَاۤ أُمِرۡتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطۡغَوۡا۟ۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِیرࣱ)

“Maka istiqomahlah (tetaplah kamu pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.”

Terkait ayat ini ada suatu kisah, suatu hari penampilan Rasulullah agak berubah karena ada uban dirambut beliau sehingga sahabat bertanya:

“Mengapa rambutmu memutih ya Rasulullah?”

Syayabathnii Huud wa akhawaatuhaa. Rambutku beruban karena surat Hud dan kawan-kawannya,” jawab Sang Nabi.

Surat Hud membuat Rasulullah beruban. Terutama ketika diturunkan ayat tentang istiqamah, Hud ayat 112.

Sayyid Qutbh dalam tafsir Dzilal mengatakan bahwa rambut Rasulullah memutih karena beratnya perintah untuk istiqamah.

Apa itu istiqamah?

Istiqamah adalah tegak lurus,” kata Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar. “Yaitu teguh pendirian, tidak menyeleweng ke kiri dan ke kanan. Juga tidak pernah mundur.”

Itulah istiqamah dalam sikap atau pendirian. Sungguh berat memang. Paling tidak, dua ulama tersebut Sayyid Qutbh dan buya Hamka harus  merasakan dinginnya hotel Prodeo karena sikap istiqamah nya. Tetapi, berkah Allah,  keduanya masing masing justru berhasil menulis tafsir quran yang fenomenal.

Mungkin yang agak “lebih ringan” adalah istiqamah dalam mendawamkan atau merutinkan amal amal ibadah dan kebaikan kita agar menjadi habit yang melekat dalam kehidupan kita. Seperti beristiqomah pada ibadah dan amal kebaikan yang biasa kita lakukan pada bulan Ramadhan, meskipun melaksanakannya dengan lebih ringan.

Misalnya bila pada bulan  Ramadhan kita bisa dan biasa membaca al Quran sehingga bisa khatam beberapa kali, maka dibulan selanjutnya minimal kita merutinkan membaca al Quran setiap hari sehingga bisa khatam dalam satu bulan. Pendeknya, tiada hari tanpa membaca al Quran lah…

Begitu pun dengan amal ibadah dan amal kebaikan lainya seperti shalat lima waktu dengan berjamaah di masjid, berinfak, menolong orang yang membutuhkan dan lain sebagainya. 

Hal ini karena Allah SWT sangat mencintai hambanya yang senantiasa istiqamah dalam kebaikan. Meskipun perbuatan dari istiqamah itu kecil dan sepele, tetapi bila dilakukan terus-menerus maka akan lebih memberikan berkah pada pelakunya.

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Berbuat sesuatu yang tepat dan benarlah (istiqomah lah) kalian karena amal yang paling dicintai Allah adalah amalan yang terus menerus meskipun sedikit.” (HR Bukhari)

Dalam hadits yang lain: “Wahai sekalian manusia. Kerjakanlah amalan-amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian bosan. Dan sungguh, amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dikerjakan secara terus-menerus walaupun sedikit.” (HR Bukhari dan Muslim).  

Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk terus melakukan kebaikan meskipun kecil atau ringan tetapi rutin sampai akhir hayat…

Wallahua’lambi shawab. []

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top