Belajar dari Tulisan pada Bak Truk
Oleh Gufron Aziz Fuadi
DI belakang bak truk biasanya dipenuhi dengan lukisan atau tulisan-tulisan yang kemungkinan merupakan ungkapan hati atau karakter sang sopir. Ada tulisan yang nadanya menghibur seperti: “Beratnya muatanku tak seberat rinduku padamu… ” atau “Pulang dimarahi nggak pulang dicariin“.
Namun, tidak sedikit beberapa tulisan yang penuh hikmah. Beberapa di antaranya seperti: “Jangan tinggalkan yang baik demi Yang menarik” atau “Akehno syukurmu, ben kowe lali carane sambat…” (Perbanyaklah bersyukur agar kamu lupa caranya mengeluh…)”
Serakah dan iri muncul dalam diri seseorang pada umumnya disebabkan karena kurangnya rasa syukur dan iri/dengki dalam hati. Ini (iri dan tidak bersyukur) dua hal yang Allah benci dan kita dituntut untuk menghindari dan harus segera mengobatinya.
Orang yang mengindap penyakit ini, menganggap seolah olah Allah tidak adil, kenapa orang lain mendapatkan sesuatu kok dirinya tidak mendapatkannya. Padahal boleh jadi Allah tidak memberikan sesuatu itu pada dirinya, tetapi memberikan sesuatu yang lain padanya, yang tidak diberikan kepada orang.
Itu (rezeki) rahasia Allah.
Tidak ada yang bisa mengharuskan orang orang dari keturunan yang sama atau dari alumni pendidikan yang sama atau dari pekerjaan dan profesi yang sama, rezekinya harus sama.
Sekali lagi itu hak dan kuasa Allah.
Hak dan kewajiban kita hanya terus bekerja dan berdoa, selanjutnya sak dermo nglakoni. Sekedar menjalani apa yang sudah ditentukan Yang Kuasa..
Jangan iri, karena kita iri pada rezeki orang lain itu sama saja dengan mengatakan bahwa Allah tidak adil. Padahal Allah adalah Zat Yang Maha Adil. Atau menyangka bahwa Allah salah alamat memberi/membagi rezeki-Nya. Padahal Allah adalah Zat Yang Maha Teliti.
Allah berfirman: “Dan janganlah kamu iri hati (hasud) terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain.” (QS. An Nisa: 23)
Rasulullah mengancam orang yang punya rasa iri/dengki dalam hatinya, pahalanya akan habis sebagaimana api yang membakar kayu.
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. bersabda: “Jauhilah hasad (dengki), karena hasad dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR Abu Dawud).
Rasa iri dengki ini biasanya timbul karena kita kurang bersyukur terhadap apa yang Allah berikan kepada kita. Sangat banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita.
Terapi juga terlalu banyak nikmat Allah yang sering kita lupa mensyukurinya.
Mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan sendiri adalah nikmat yang jauh lebih mulia dibandingkan nikmat mendapatkan pemenuhan kebutuhan dari pemberian pihak lain, baik itu hadiah atau warisan.
Bila kita mampu mandiri tetapi masih iri dengki dengan orang lain yang mendapatkan hadiah atau pemberian pihak lain, ketahuilah itu karena kita serakah…
Serakah dan sombong bila berkoalisi akan menjadi zalim…
Naudzubillah min dzalik... []