Kolom

“Virus Mental” dalam Perubahan

Oleh Hardi Hamzah

BINCANG sejenak dengan Bung Tanzi yang lebih kita kenal dengan timezone, ternyata dugaan saya keliru. Saya pikir dia sudah seperti kolonel dalam cerita rakyat Columbia yang berjudul “Seratus Abad Mati”. Suaranya yang menderau dari kejauhan berdiskusi tentang demokrasi ala Fahri Hamzah. Hasilnya, mendengkupan jantung saya ketika dia berbicara perubahan. Dan, hasil dekupan itu ada dibawah ini:

Kerapkali perubahan dipandang sebagai suatu hal yang negatif, karena di dalam masyarakat yang paternalistik seperti Indonesia, perubahan seringkali dilihat sebagai kehendak seorang pemimpin yang feodal, dimana perubahan seakan akan sebagai kehendak seorang pemimpin yang semena mena.

Padahal, perubahan adalah suatu alternatif strategis untuk membangun kekuatan disuatu institusi, baik dalam institusi pemerintahan, maupun dalam institusi keorganisasian kepartaian. Seorang pemimpin yang melakukan perubahan inplisit ia telah mengkonstruksi suatu keutuhan masa depan masyarakatnya.

Abraham Maslow (1962) dalam teori Hirarchy of Need (jenjang kebutuhan), secara faktual menjelaskan kepada kita bahwa masyarakat yang ingin menuju masa depan yang lebih baik haruslah melakukan perubahan perubahan besar terhadap setiap kebutuhannya. Ini berarti seoarang pemimpin yang melakukan perubahan identik dengan kehendak untuk mengembangkan masa depan masyarakat lebih gemilang.

Seorang pemimpin yang melakukan perubahan, adalah pilihan mutlak untuk merekonstruksi ulang unsur unsur dasar yang kelak mampu mendinamisasi masyarakat atau kelembagaan agar lebih antisipatif terhadap peluang peluang besar yang selalu saja muncul dalam kurun waktu yang berbeda maupun struktur sosial yang berlainan.

Keinginan besar seorang pemimpin untuk melakukan perubahan sama dan sebangun dengan kesadaran seseorang yang akan meaktualisasikan setiap kehidupan agar lebih tangguh dan dinamis, mengingat di dalam setiap perubahan terjadi percepatan seluruh sektor kehidupan yang hanya dapat direspon oleh orang orang yang tangguh. Demikian pula perubahan yang didalamnya terkandung interaksi sosial, pastilah akan mendinamisir setiap elemen dalam pertumbuhan masyarakat.

Maka, tidak dapat dipungkiri setiap perubahan yang dilakukan oleh pemimpin, karena pemimpin tersebut menyadari terdapat proses sosial yang sedemikian interaktif, sehingga perubahan yang dilakukan seorang pemimpin akan berdampak positif terhadap perkembangan sosial polotik, ekonomi, agama, kebudayaan dan peradaban suatu bangsa. Dalam lingkup yang lebih khusus perubahan akan menjembatani terjadinya jaringan konstruktif satu sama lain. Dengan kata lain, perubahan menjadi pondasi dasar agar setiap personal yang memimpin di kapubaten/kota, dimana dengan perubahan mereka akan berorientasi jauh melampaui masa depan zamannya.

Bahkan lebih jauh lagi dikarenakan perubahan selalu mengajak berinteraksi lebih dinamis, niscaya yang akan muncul pada setiap individu yang mengalami perubahan akan menstimulir, apa yang disebut David Mc Lelland (1973) sebagai “virus mental” yang dinamakan Lelland sebagai N’Ach (need for achievement/kebutuhan untuk beprestasi) yakni perubahan yang memicu setiap individu untuk butuh berprestasi. “virus mental” itu dalam siklus perubahan akan terjadi disetiap orang yang berkompetisi untuk berprestasi.

Secara struktural dan fungsional perubahan yang dilakukan oleh pemimpin, dapat dilihat juga sebagai idiom yang tangguh bagi setiap kehidupan kelembagaan, keorganisasian kepartaian, dimana dalam struktur yang di dalamnya telah mengidap” virus mental” yang dibawa oleh perubahan itu satu sama lain akan melakukan hal hal yang berkaitan dengan prestasi, mengingat prestasi telah menjadi kebutuhan disetiap perubahan.

Dalam konteks fungsional, perubahan yang dilakukan oleh pemimpin akan memunculkan pola pola rekrutmen yang strategis bersamaan dengan perubahan, dalam arti pemimpin yang bersemangat untuk berubah sudah barang tentu melakukan pilihan terbaik bagi rekrutmen untuk kelembagaan dan keorganisasian kepartaian. Artinya, bila rekrutmen equivalen dengan semangat perubahan, maka akan lahir individu individu yang prefesional dalam konteks fungsionalisasi kerja, halmana profesional adalah suatu hal yang mutlak bagi kehidupan masa depan kelembagaan dan keorganisasian kepartaian.

Arti penting dan makna perubahan semakin signifikan di tengah tengan kemajuan masyarakat dalam dimensi perkembangan teknologi komunikasi, dimana kita pahami bersama, sebagaimana telah disinggung dimuka bahwa masa depan bangsa ditentukan oleh perubahan perubahan yang cepat, maka seorang pemimpin yang terus melakukan perubahan akan menguatkan orientasi masa depan, yang pada gilirannya memunculkan formula baru di berbagai aspek kehidupan. Artinya, pemimpin yang memutlakan perubahan di era globalisasi dewasa ini merupakan sosok yang harus dipandang sebagai kepemimpinan yang antisipatif terhadap alternatif alternatif baru bagi perbaikan masyarakat dan masa depan bangsa.

Hakekat terhadap alternatif alternatif baru itu, haruslah menjadi pilihan mutlak bagi masa depan kehidupan kelembagaan organisasi kepartaian dan masyarakat pada umumnya. Sebab, keinginan seorang pemimpin untuk melakukan perubahan, sekaligus pula akan berdampak pada seluruh perkembangan, baik ditingkat individu, maupun di tingkat kepentingan kepentingan masyarakat seperti perubahan besar dibidang telekomunikasi, transportasi, pariwisata, perdagangan, lingkungan dan energi.

Dengan demikian, setiap keinginan akan perubahan yang dilakukan oleh pemimpin, niscaya akan kita dukung bersama, mengingat masa depan kita menawarkan pilihan pilihan sedemikian banyak. Dan, pilihan pilihan itu akan tidak keliru bilamana kepemimpinan melakukan perubahan sesuai dengan semangat untuk mengantisipasi eksistensi kehidupan dan perubahan zamannya yang dinamis. []

————
Hardi Hamzah, kolumnis.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top