Obituarium

Amiruddin Sormin: Kenangan dan Kepergian

Amiruddin Sormin. | Ist

Oleh Gara

TAHUN 1992, Jakarta, saat saya sedang ambil honor kartun dan tulisan di Koran Jayakarta, ada laki-laki di belakang saya yang menyapa.

“Kamu ngambil honor, dek?” tanyanya sambil memperhatikan saya yang masih berseragam putih biru (SMP kelas 2).

“Iya Bang,” jawab saya.

Amiruddin Sormin namanya. Dari situlah, awal perkenalan kami, yang kebetulan Bang Amir pun sama-sama ambil honor tulisan.

Dari Kantor Koran Jayakarta di Gang Arus, Dewi Sartika, Jakarta Timur, selanjutnya saya diajak ke Kalibata Utara 2, tempatnya tinggal di Sanggar Suaka.

“Nanti kamu akan saya kenalkan dengan abang-abang semua. Kita sama-sama anak rantau, tapi kumpul di sana,” kata Bang Amir.

Saya senang mendengarnya. Di Sanggar Suaka Budaya itulah saya kenal dengan Bang Kardy Syaid, pimpinan sanggar. Lalu ada juga Isson Khairul, Eddie Karsito, Haris Jauhari, Mang Aliy, Ferry N Lawadue, Hanny Mustofa, Hamidin Krazan, Bonar Maniezz, dan abang-abang yang lainnya.

Di Sanggar Suaka kami berkarya: menulis, berteater, dan berkesenian lainnya. Abang-abang saya ini orang hebat semua, dan di sanggar sayalah yang paling bungsu karena masih duduk di bangku SMP ketika itu. Kos saya di Pasar Minggu. Namun, karena dekat dengan Kalibata, akhirnya saya seringnya tinggal di sanggar.

Bang Amir adalah abang pertama saya yang membawa saya ke sanggar dan turut berperan menempa saya jadi bisa seperti sekarang ini. Pascareformasi 1998, Bang Amir menghilang, saya dapat kabar ia ke Lampung mencoba berkarya di sana.

Jurnalis memang jiwanya. Bang Amir lama di Koran Lampung Post, tapi selanjutnya mendirikan media online sendiri Lampungpro dan menjadi pemimpin  redaksinya.

Tahun 2017 ketika saya ada acara di Lampung, saya sempat mampir ke rumahnya di daerah Rajabasa, Bandar Lampung.

Kini saya mendapat kabar Bang Amir telah pergi. Pergi yang tak kembali lagi.

Wakil Ketua Bidang Media Siber Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung ini tutup usia pada, Jumat, 26 September 2025 pukul 11.35 di RSUD Abdul Moeloek, Bandar Lampung, usai dirawat beberapa minggu karena sakit dideritanya.

Selamat jalan Abang, terimakasih atas bimbingannya selama ini. Dan terimakasih sudah menjadi abang yang baik.

Alfatiha.

Gara, jurnalis senior

>> dimuat juga di Lampungpro.co, 27 September 2025

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top