Human

Memorable Kampus Oranye, Memorable You

Oleh Annissa Valentina

KETIKA ditanyakan apa yang paling berkesan pada tahun itu dalam hidupku, jelas ketika aku dinyatakan sebagai mahasiswa baru dari sebuah universitas negeri yang kala itu menjadi favorit bagi kami para siswa yang lulus SMA untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Universitas Lampung. Jelas menjadi tempat tak terlupakan.

Tulisan ini tidak begitu detail mengingat aku hanya menuliskannnya dalam satu jam karena diingatkan oleh seorang teman karena belum juga mengumpulkan tulisan, di tengah padatnya pekerjaan, inilah yang mampu kutulis dari yang kuingat.

2008, aku diterima sebagai mahasiswi di Jurusan Sosiologi, yang keilmuannya hingga saat ini masih sangat berkesan dan jelas menjadi hidupku, bukan hanya bagian dari hidupku, tapi HIDUPKU. Ya, aku sekarang berstatus seperti dosenku kala itu. Mengajarkan kembali keilmuan yang kudapatkan kepada mahasiswa, titik penting dalam hidupku yang selalu membuatku bersemangat menceritakan tentang keilmuan ini pada orang lain. Di mulai dari kisah ini lah hidupku yang sekarang. Memorable? Yes.

2008, kala itu tak banyak yang kukenal. Tak ada teman sekolahku yang berada di jurusan yang sama denganku ataupun satu fakultas. Kebanyakan mereka adalah mahasiswa di fakultas keguruan. Sebelumnya pun aku ingin masuk ke sana. Namun, takdir membawaku ke sebuah fakultas oranye, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik atau FISIP. Kesan pertama? Mahasiswa dan mahasiswi yang entah terlihat berbeda di mataku. Bergaya, itu mungkin kata yang tepat menggambarkan mereka. Aku pun canggung pada teman-teman baru, termasuk ketika Masa Orientasi, aku yang notabene pendiam dan pemalu (kataku sendiri 😛), tak banyak menegur orang lain. Namun berbeda ketika perkenalan organisasi, entah mengapa aku sangat bersemangat untuk bergabung. Sehingga kala itu aku bergabung dengan beberapa organisasi sekaligus, coba kuingat kembali.  Ada FSPI yang jelas karena keislamannya, LSSP Cendekia yang mendengar namanya saja bagiku sangat saintis, mahasiswa harus gabung, begitu pikirku, LPM Republica, tak ada alasan khusus hanya karena aku menyukai jurnalistik, coba saja, pikirku, termasuk bergabung  di HMJ Sosiologi yang alasan utamanya karena inilah rumahku ^^.  Aaagh, rindu kalian teman-teman. Rindu bercengkarama dari hal yang serius hingga sekedar bercanda bersama di sekret di Gedung C yang jelas bentuknya sudah sangat berbeda kini, terutama di sekret Cendekia. Teman-teman divisi, semoga kalian baca ini yaa^^.

2008-2012 aku berada di kampus orange sebagai mahasiswa, dan beberapa bulan di 2013 aku masih berada di sana menjadi asisten dosen, hingga setelahnya aku tak lagi berada di sana karena harus berangkat melanjutkan kuliahku di kampus lain di Pulau Jawa. 2008, selain kuliah, aktivitasku adalah berorganisasi. Katanya sihsupaya tidak menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang kuliah pulang), maka teman-teman menyebutku dengan kura-kura (kuliah rapat kuliah rapat). Padahal aktivitas di organisasi tak hanya rapat loh ya. Aku seringkali pulang di saat matahari sudah terbenam, selain berselancar di dunia maya dengan fasilitas wifi kampus di gedung B (gedung favorit kala itu :P) jelas berdiskusi dengan teman-teman jurusan lain di sekret (sekretariat). Karena organisasi yang kuikuti lebih dari satu, maka yang kusebut sekret itu jelas tak hanya satu juga. Kadang ke sana, kadang kemari, termasuk Mushola Tarbiyah, alias Mutar yang mungkin kini sudah berbeda bentuknya dari saat aku kuliah. Salah satu tempat yang menjadi magnet untuk kukunjungi selain untuk sholat, yakni bersilaturahim dengan teman-teman se-suhu, katanya si begitu.

Berorganisasi beberapa tahun sangat membentuk percaya diriku. Saat di sekolah aku tak banyak bicara, tak banyak berteman. Namun sejak 2008 itu aku bertekad untuk menjadi mahasiswa yang aktif, bukan hanya di kelas tapi di luar kelas, bermanfaat untuk orang lain dengan memperbanyak teman di luar jurusan. Menyapa orang lain menjadi kesukaanku. Tak harus takut dengan orang lain, tak ada strata dalam pertemanan, di tengah banyaknya mahasiswa yang berkelompok, rasanya tak menyenangkan berteman hanya dengan orang-orang yang sama setiap harinya, pikirku. Berteman dengan banyak orang, beragam karakter, mungkin akan meningkatkan wawasan, membuka mata akan perbedaan yang harus diterima dan dihadapi. Ini menjadi pelajaran penting yang kudapatkan hingga saat ini. Tak harus berpedapat sama terus bukan?

Setahun setelahnya, 2009, aku jadi suka menulis artikel hingga mengikuti kompetisi menulis yang diadakan oleh salah satu jurusan di fakultas, kalau tidak salah ingat, Ilmu Pemerintahan yang mengadakan. Aku menuliskan pendapatku tentang momen para selebritis yang mencalonkan diri menjadi wakil rakyat. Apa bisa? Kanmereka pintarnya akting di depan kamera, mengapa ingin menjadi wakil rakyat? Mengapa menjadi politisi? Aku menuliskan dengan sangat serius. Mencari refferensi dari berbagai website. Tak menang memang, tapi sejak saat itu keinginan menulis semakin besar, menjadi bekal bagiku menulis untuk penelitian hingga publikasi yang menjadi bagian dari tridharma perguruan tinggi yang menjadi kewajiban untuk kami tunaikan.

Aku juga mengikuti kegiatan yang agak politis ya, yakni Pemira Fakultas, Pemilihan Raya FISIP yang menjadi ajang bagi para senior kampus untuk menunjukkan bakat kepemimpinannya. Sudah menjadi rahasia umum bahwasanya ada organisasi-organisasi eksternal yang cukup berpengaruh di kampus Unila. Nah ini juga berpengaruh terhadap pemilihan pemimpinnya. Jujur saja, hingga saat ini aku masih sangat heran, mengapa pemira dijadikan ajang yang sangat serius hingga harus bertengkar hebat bahkan saling menjelekkan lawan dengan sengit demi memilih pemimpin tingkat fakultas, eh hingga universitas. Ya, aku juga menjadi panitia Pemilihan Raya Unila yang diadakan pada tahun 2010 kalau tidak salah ingat. Sangat panas suasanannya, jauh lebih panas dari tingkat fakultas tentunya karena melibatkan mahasiswa se-Universitas. Aku juga banyak mengenal mahasiswa dari fakultas lain ya dari sini, lalu sempat juga diajak oleh salah seorang senior dari DPM Universitas yang kini sudah tiada L untuk ikut bergabung di BEM Universitas meski hanya beberapa bulan.

Kembali ke kampus oranye, empat tahun yang sangat berkesan menjadi bagian di dalamnya, telah banyak terjadi perubahan dalam 10 tahun terakhir. Setiap ke kampus bukan hanya untuk kuliah tapi juga berorganisasi, memunculkan banyak memori indah yang tak ingin kulupakan, dan tentunya tak ingin kuulangi. P ada banyak memori merah jambu ala anak-anak kuliahan yang menurutku lucu jika terjadi saat ini. Meski beberapa kali ke sini untuk bertemu dengan bapak/ibu dosenku dulu, jelas suasananya sudah sangat berbeda.

Terima kasih terkhusus dosen pembimbingku juga yang sangat ketat dalam membimbing skripsiku, tak henti memberikan masukan yang mungkin dinilai mahasiswa yang lain agak rewel.Tapi buatku pelajaran berharga yang sangat bermanfaat terutama ketika aku membimbing mahasiswaku saat ini. Entah mengapa selalu teringat pada pembimbingku kala S1 ini kala mahasiswaku bimbingan. Semuanya menjadi pelajaran berharga dalam hidupku, tak terkecuali para stakeholder kampus baik para dosen hingga teman-teman yang mungkin ada nama yang terlupa tapi jika bertemu lagi mungkin aku masih mengenal kalian ^^,. Keilmuanku saat itu, Sosiologi mengantarkanku untuk meningkatkan keilmuan di tempat lain, dan kini menjadi bagian yang sangat penting dalam hidupku, di mana aku ingin menunjukkan pada yang lain bahwa ada salah satu kacamata penting dalam menyelesaikan masalah sosial. Dan di sinilah tempatku berbagi. Selamat mengingat memorable moment, karena bagiku, setiap saat, setiap masa berharga. []

——————
Annissa Valentina,
tinggal di Buyut Udik, Jl. Kotagajah no. 74, Gunung Sugih, Lampung Tengah. Dia menempuh studi Jurusan Sosiologi  FISIP Unila (2008~2012) dan  lulus Pascasarjana di Universitas Gadjah Mada pada 2015. Pecinta Sosiologi hingga sekarang, berprofesi sebagai freelancer, translator, juga dosen di universitas swasta (UNU Lampung) sejak 2016 dan UIN Raden Intan Lampung sejak 2018, hingga kini akan mengabdi di Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Suka menulis, membaca hingga menjelajah buminya Allah. 

  • Ditulis untuk buku Romantika Kampus Oranye: Dinamika FISIP Univversitas Lampung dari Kisah Alumni (proses terbit).
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top