Belajar Cara Berislam dari Sahabat Rasulullah Saw

Oleh Ridwan Nurochman
Judul : Khutbah dan Nasihat Empat Sahabat Rasulullah Saw
Penulis : Thaha Abdullah al-Afifi
Penerbit : Buku Republika
Terbit : Pertama, 2019
Tebal : iv + 398 halaman
ISBN : 978-602-5734-64-9
KITA mengetahui bahwa Rasulullah Saw memiliki banyak sahabat. Seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abu Hurairah, dan masih banyak lagi. Mereka generasi terbaik yang dibimbing langsung oleh Rasulullah Saw. Mereka mengenal dan belajar Islam dari sumber pertama – Nabi Muhammad Saw. Para sahabat tersebut, belajar tauhid, lalu menekankan betul arti ketauhidan itu bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang patut disembah. Mereka juga telah menyaksikan langsung bagaimana Rasulullah Saw menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari Nabi Saw.
Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib adalah para sahabat Nabi Saw yang sudah dijamin masuk surga. Empat sahabat terdekat Rasulullah Saw ini kemudian secara berurutan, menjadi pimpinan umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Mereka adalah sosok sahabat Nabi Saw yang memiliki keistimewaan akhlakul karimah. Mereka juga memiliki pemahaman ajaran Islam yang dalam. Juga persoalan kemasyarakatan, keumatan maupun kepemimpinan Islam sebagaimana yang sudah diajarkan dan diterapkan Rasulullah Saw.
Buku ini berisi khutbah, nasihat, dan wasiat dari sahabat Rasulullah Saw yang penuh hikmah, tuntunan dan kebijaksanaan. Sebuah buku yang patut dibaca siapa saja, utamanya mereka para pemberi nasihat/mubaligh. Melalui buku ini kita bisa belajar dan lebih memahami ajaran Islam dari untaian mutiara nasihat sahabat Nabi Saw.
Takwa dalam melaksanakan perintah Allah adalah salah satu khutbah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Kita diajak untuk senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Siapa saja yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dia akan mendapatkan petunjuk dan siapa saja yang membangkang kepada keduanya, mereka telah tersesat dalam kesesatan yang nyata. “Aku berwasiat kepada kalian untuk selalu bertakwa kepada Allah Swt. dan memegang teguh perintah-perintah-Nya yang telah ditetapkan untuk kalian. Lewat ketetapan-ketetapan-Nya tersebut, Allah memberi petunjuk kepada kalian. Setelah kalimat ‘ikhlash’ (La ilaha illallah), ketakwaan adalah hal yang mencakup segala petunjuk yang akan mengantarakan kalian kepada hakikat Islam” (hal.13)
Nasihat lain dari Abu Bakar adalah tentang kejujuran. Kita diajak untuk bersikap jujur. Bersikap jujurlah kalian, karena kejujuran akan selalu disertai dengan kebaikan. Kejujuran dan kebaikan, tempatnya adalag surga. Janganlah kalian berbohong, karena kebohongan selalu disertai dengan perbuatan dosa. Sedangkan dosa dan kebohongan tempatnya adalah neraka.
Umar bin Khattab dalam khutbah menyerukan kewajiban bersyukur atas nikmat. Allah Swt akan menjadikan-kemuliaan di dunia maupun akhirat yang kalian peroleh – padahal kalian tidak meminta dan tidak pula mengharapkannya – sebagai bukti kasih sayang-Nya kepada kalian. Wahai hamba-hamba Allah ingatlah ujian dan cobaan Allah (yang berupa kenikmatan) yang diberikan Allah kepada kalian. Mintalah kesempurnaan nikmat yang telah Allah berikan kepada kalian. Kita juga diajak untuk menjauhi sifat tamak dan kikir. Sesungguhnya di antara bentuk sikap tamak menunjukkan adanya kefakiran. Ketahuilah kekikiran merupakan bagian dari kemunafikan, maka nafkahkanlah harta-hartamu demi untuk kebaikanmu.
“Tempatkanlah ketakwaan di depan kedua matamu, jadikanlah ia tiang penyangga amalmu, dan penerang hatimu. Suatu pekerjaan tidak ada artinya (tidak diterima oleh Allah) jika tidak didasari dengan niat. Tidak ada pahala bagi orang yang hatinya tidak ikhlas; hanya mengharap pahala dari Allah semata ketika melakukan suatu pekerjaan” (hal.179)
Utsman bin Affan dalam nasihatnya memperingatkan atas bahaya kejelekan yang disembunyikan. Bertakwalah kepada Allah Swt dalam masalah-masalah yang kamu rahasiakan. Tidak ada seorang pun yang melakukan hal-hal rahasia melainkan Allah akan menampakkannya. Jika yang dirahasiakan adalah kebaikan, maka yang ditampakkan juga kebaikan. Dan jika yang disembunyikan keburukan, maka yang ditampakkan juga keburukan. Nasihat lain dari Utsman adalah anjuran menjenguk orang sakit dan mengantarkaj jenazah. Juga nasihat tentang kewaspadaan terhadap perjudian. Jauhilah perjudian (dadu). Barangsiapa di dalam rumahnya ada dadu, hendaknya ia membakar atau menghancurkannya.
Ali bin Abi Thalib dalam khutbahnya mengajak umat untuk senantiasa beramal saleh dengan keikhlasan. Sesungguhnya hari ini (di dunia) ini bagaikan arena pertandingan dan besok (di akhirat) adalah penentuan siapa yang menang. Ingatlah kalian sekarang ini hidup dalam hari-hari penuh dengan harapan namun setelah itu ada kematian. Siapa saja yang dalam hari-harinya yang penuh harapan mengikhlaskan hatinya hanya untuk Allah maka ia akan memperoleh kemenangan. Di saat bahagia dan senang jangan lupa untuk beramal saleh karena Allah dengan ikhlas.
Nasihat lain dari Ali bin Abi Thalib adalah tentang wasilah-wasilah terbaik. Sesungguhnya hal terbaik yang bisa dijadikan wasilah oleh hamba adalah keimanan, berjihad fi sabilillah, kalimat La ilaha ilallah, shalat yang merupakan tiang agama, dan ibadah wajib lainnya serta silaturahmi dan sedekah. “Berzikirlah kepada Allah (dengan lisanmu), karena mengingat Allah adalah bentuk zikir yang paling baik. Ikutilah petunjuk Nabi kalian, karena petunjuknya adalah petunjuk paling utama. Pelajarilah Al-Quran karena ia adalah perkataan yang paling utama. Dan perdalamlah pengetahuan agama kalian, karena ia bisa menghidupkan hati” (hlm.251)
Masih ada banyak khutbah dan nasihat yang tidak kalah menarik dari keempat sahabat Nabi seperti tentang kepemimpinan dalam Islam. Misalnya, berikanlah hak yang harus kalian keluarkan. Janganlah kalian membawa kawannya ke hadapanku untuk keperluan memutuskan suatu perkara, karena hukum tidak mengenal belas kasihan, lebih baik memutuskan hukum dengan cara damai. Bertanggungjawablah atas amanat yang sedang diemban dan digeluti.
Dengan membaca buku ini kita dapat menambah wawasan tentang keislaman dan keimanan. Buku ini memberikan tuntunan, kebijaksaan dan ajakan motivasi untuk senantiasa meningkatkan kualitas keimanan kita. Lebih lagi, buku ini tidak sekadar memuat nasihat dan wasiat dari Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali, melainkan juga digenapi dengan nasihat dan wasiat hikmat dari khalifah Abasiyyah agung Umar bin Abdul Aziz yang terkenal wara memiliki sifat takwa dan adil. Sebuah buku yang layak dibaca untuk menambah pemahaman tentang Islam dan kualitas iman. []
———————-
Ridwan Nurochman, pembaca buku
