Mencari Lampung dalam Senyapnya Jalan Budaya: Kado 50 Tahun Udo Z Karzi (Rancangan Akhir)

IFTITAH
HIDUP ini ternyata singkat. Beberapa karib-kerabat sudah lebih duluan menghadap ke haribaan Ilahi. Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Tinggal menunggu giliran saja bagi sesiapa yang hidup. Saya pun demikian.
Dan, alhamdulillah, saya masih diberi kesempatan hidup, setidaknya hingga hari ini. Pada 12 Juni 2020 ini, insya Allah, saya genap berusia 50 tahun. Umur yang tidak lagi muda, tetapi juga belum terlalu tua.
Tidak banyak yang bisa saya perbuat hingga saat ini. Tapi, saya berbahagia mengenang apa-apa terjadi, baik yang sengaja maupun yang tidak, baik yang direncanakan maupun yang spontanitas saja, di masa-masa yang telah lewat.
Sebagai wartawan, pernah menjadi Redaktur Opini dan Budaya Teknokra, Republica, Sumatera Post, Lampung Post, Borneonews, dan Fajar Sumatera (semua di Bandar Lampung, kecuali Borneonews di Pangkalan Bun) antara 1991—2019, harus saya akui saya suka bikin gara-gara.
Melalui “kewewenangan” yang saya punyai, saya bikin “rusuh” yang pada intinya menyulut “pertengkaran” yang membakar teman-teman untuk menulis.
Ya, saya senang-senang saja melihat ehh… membaca perbalahan di halaman opini dan budaya yang saya kelola. Saya mendapat ilmu dari para penulis.
Dan yang penting, saya ehh… maksudnya, kasir koran tempat saya bekerja memberikan sedikit honorarium buat ngupi dan ngudut bagi yang menulis.
Ratusan tulisan saya (lebih banyak opini karena saya kurang bisa bikin straight news, hehee…) dimuat koran tempat saya bekerja. Di antaranya ada yang terhimpun menjadi buku. Saya juga menulis puisi, cerpen, dan novel. Hingga kini baru 10 buku yang boleh saya aku-aku karya saya, terdiri dari 2 buku puisi, 2 kumpulan cerpen, 1 novel, dan 5 kumpulan esai/kolom.
Saya bilang tempo hari, “Cukup.” Tapi, kalau kelak saya bisa memunculkan karya-karya baru lagi, alhamdulillah…
***
Sebentar lagi saya 50 tahun. Saya kepengin mendapatkan kado dari teman-teman. Kado sederhana saja berupa buku yang berisi tulisan teman-teman. Tapi, saya tidak hendak merepotkan teman-teman dengan menulis secara khusus “dalam rangka” ulang tahun saya itu. Sebab, sejatinya tulisan-tulisan Bapak/Ibu/saudara/minak muari seunyinni sudah jadi dimuat di berbagai media.
Buku bunga rampai itu nanti – semoga prosesnya berjalan lancar — kira-kira berjudul: “Mencari Lampung dalam Senyapnya Jalan Budaya: Kado 50 Tahun Udo Z Karzi”. Untuk mewujudkannya, saya meminta tolong Arman AZ menulis artikel “Mencari Lampung di Kesenyapan Jalan Budaya” sekaligus menjadi editor buku ini. Dan, alhamdulillah Bu Frieda Amran bersedia memberikan kata pengantar.
Hingga batas akhir penerimaan naskah untuk buku, 15 Maret 2020 pukul 11.59 WIB, secara alfabetis penulis di buku ini adalah:
Admi Syarif
Agus Sri Danardana
Amirudin Sormin
Anastasia Gustiarini
Andry Saputra
Anton Bahtiar Rifa’i
Aris Kurniawan
Arman AZ
Asarpin
Binhad Nurrohmat
Budi P. Hatees
Budisantoso Budiman
Budiyanto Dwi Prasetyo
Buyung Ridwan
Chairul Anwar
Christian Heru Cahyo Saputro
Darojat Gustian Syafaat
Diandra Natakembahang
Dian Wahyu Kusuma
Djadjat Sudradjat
Dwi Wahyu Handayani
Dyah Merta
Eddy Rifai
Edy Samudra Kertagama
Endri Kalianda
Esti Malasofia
Fachruddin M. Dani
Febrie Hastiyanto
Hardi Hamzah
Heri Wardoyo
I.B. Ilham Malik
Iman Silahi
Imelda
Imron Nasri
Irfan Anshory
Iwan Nurdaya-Djafar
Jauhari Zailani
Juwendra Asdiansyah
Karina Lin
K.H. M. Arief Mahya
Kiky Rizkhi Aprillia
Kuswinarto
M. Benyamin E. Djauhar
M.D. Wicaksono
M. Syahran W. Lubis
Novan Saliwa
Novitasari Mustaqimatul Haliyah
Oyos Saroso H.N.
Parjiono
Rahmat Sudirman
Rahmatul Ummah
Riko Firmansyah
Ritanti Aji Cahyaningrum
Sandi Firly
Selvi Diana Meilinda
Semacca Andanant
Sudarmono
Tandi Skober
Teguh Prasetyo
Tita Tjindarbumi
Yordansyah Djon Gomarathonda
Yoso Muliawan
Y. Wibowo
Zabidi Yakub
Semuanya terhimpun sebanyak 101 tulisan. Sebuah jumlah yang sempat membuat saya cukup tercengang dan bingung sekaligus gembira. Yang jelas, tulisan-tulisan ini tidak mungkin saya sia-siakan. Walaupun judulnya kado ulang tahun tahun buat saya, sesungguhnya ke-101 tulisan tersebut sangat bernas berisi informasi, gagasan, dan pemikiran terkait sastra, bahasa, literasi, dan peradaban (di) Lampung.
>> Daftar Isi Buku terlampir di bawah ini
Oleh karena itu, saya ingin memberi penghargaan, penghormatan, dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Bapak/Ibu/Saudara/minak muari seunyinni atas perkenan pemuatan tulisanBapak/Ibu/Saudara/minak muari seunyinni dalam buku bunga rampai ini.
Semoga bisa member faedah. Tabik!
Bandar Lampung, 16 Maret 2020
Udo Z Karzi
DAFTAR ISI BUKU MENCARI LAMPUNG DI KESENYAPAN JALAN BUDAYA
: KADO 50 TAHUN UDO Z KARZI
Kata Pengantar – Frieda Amran
Mamak Kenut di Rembang Petang – Y. Wibowo
Kesatu
Pembuka
1. Mencari Lampung di Kesenyapan Jalan Budaya – Arman AZ
2. Udo Z. Karzi dan Kelampungannya – Ritanti Aji Cahyaningrum
3. Bibliografi Udo Z. Karzi
Kedua
Adab Lampung dalam Sastranya
4. Sastra Lampung Merindukan Hujan Sastrawan – Kuswinarto
5. Udo Z. Karzi dalam Peta Puisi (Berbahasa) Lampung – Kuswinarto
6. Kebangkitan Sastra Lokal – Binhad Nurrohmat
7. Sandyakala Bahasa dan Sastra Daerah Lampung – Kuswinarto
8. Pertemuan Dua Arus Sastra di Lampung — Kuswinarto
9. Udo Z. Karzi Baca Sajak: Saat Puisi Lampung Digugat Publik- Budi P. Hatees dan Dwi Wahyu Handayani
10. Apresiasi untuk Sastra Bahasa Lampung – Irfan Anshory
11. Udo Z. Karzi, Pembuka Ruang Gelap – Teguh Prasetyo
12. ‘Mak Dawah Mak Dibingi’, Persembahan Seorang Udo Z. Karzi – Rahmat Sudirman
13. Dari Bahasa sebagai Sarana menuju Karya sebagai Capaian Estetis – Rahmat Sudirman
14. Nasib Sastra Lampung, Penaka Kerakap di Atas Batu – Christian Heru Cahyo Saputro
15. Menangisi Rancage yang Lepas – Agus Sri Danardana
16. Fenomena Sastra(wan) Lampung – Asarpin
17. Atmosfer ‘Mak Dawah Mak Dibingi’ dalam Transformasi Kebudayaan Global – Hardi Hamzah
18. Eksperimen Udo Z Karzi dalam ‘Mak Dawah Mak Dibingi’ – Yordansyah Djon Gomarathonda
19. Suramnya Sastra Daerah Lampung -Kuswinarto
20. Tumi Mit Kota dan Seterusnya – Hardi Hamzah
21. Tumi Disambut Hangat Siswa di Liwa – Dian Wahyu Kusuma
22. Tumi Mit Kota: Sastra, Kegembiraan, dan Penguasa – Iman Silahi
23. Segabung Kisah dari Kampung Halaman -Christian Heru Cahyo Saputro
24. Soal Tetasan Telur MDMD – Endri Kalianda
25. Analisis Puisi Modern Lampung Berjudul “Liwa” dalam Kumpulan Puisi Mak Dawah Mak Dibingi Karya Udo Z. Karzi – Novitasari Mustaqimatul Haliyah
26. Membaca Udo Z Karzi: Tentang Hujan dan Kenangan-kenangan – Edy Samudra Kertagama
Ketiga
Bahasa Menunjukkan Lampung
27. Problem Kultural Bahasa Lampung – Oyos Saroso H.N.
28. Urgensi ‘Subaltern’ Bahasa Lampung – Endri Kalianda
29. Bahasa Lampung, Warisan Leluhur yang kian Dilupakan – Budi P. Hatees
30. Bahasa dan Puisi Lampung: Untuk Buku ‘Mak Dawah Mak Dibingi’ – Asarpin
31. Kamus Lengkap Indonesia-Lampung, Lampung-Indonesia – Agus Sri Danardana
32. Bahasa (Lampung) Standar – Agus Sri Danardana
33. Menyoal (Buku Pelajaran) Bahasa Lampung – Kuswinarto
34. Standardisasi Bahasa Lampung: Polemik Pemerintah, Adat, dan Akademisi – Imelda
35. Standardisasi Bahasa Lampung – Asarpin
36. Standardisasi Bahasa Lampung, Beberapa Jawaban atas Tanggapan – Imelda
37. Pengajaran Bahasa Lampung: Sebagai Bahasa Kedua atau Bahasa Asing – Imelda
38. Bahasa dan Aksara Lampung – Irfan Anshory
39. Kemandekan Kebijakan Pengajaran Bahasa Lampung – Imelda
40. Ancangan Alternatif Perencanaan Bahasa Lampung — Agus Sri Danardana
41. Menggagas Kamus Besar Bahasa Lampung – Iwan Nurdaya-Djafar
42. Kamus dan Transliterasi Bahasa Lampung – Kiky Rizkhi Aprillia
43. Belajar dari Bahasa Ibu – Imelda
44. Jurusan Bahasa Lampung di Perguruan Tinggi – Chairul Anwar
45. Kepunahan Bahasa Lampung Tinggal Menunggu Waktu – Imron Nasri
46. Bahasa Daerah dan UU Kebahasaan – Imron Nasri
47. Perdebatan Penggunaan Kh dan Gh dalam Penulisan Kosa Kata Lampung – Diandra Natakembahang
48. Bahasa Lampungku – Semacca Andanant
49. Huruf R (Ra) dalam Bahasa Lampung – Novan Saliwa
50. Kamus van der Tuuk Telah Pulang – Arman AZ
51. Les Manuscrits Lampongs – Arman AZ
Keempat
Mamak Kenut di Negarabatin
52. Mamak Kenut: (Katakanlah Ini Sebuah) Pengantar – Juwendra Asdiansyah dan Esti Malasofia
53. Mengenai Mamak Kenut: Kritikus yang Cermat – K.H. M. Arief Mahya
54. Mamak Kenut Yang Saya Kenal Dahulu – Fachruddin M. Dani
55. Sisindiran ala Udo Z Karzi – Iwan Nurdaya-Djafar
56. Menetaskan Telur di Ujung Tanduk – Hardi Hamzah
57. Menghidupkan Kembali Mamak Kenut – Anastasia Gustiarini
58. Mamak Kenut: ‘Pubalahan’ dan ‘Taturik’ Menukik – Asarpin
59. Mamak Kenut di antara Novel Kemanusiaan Dunia – Hardi Hamzah
60. Kritik Akar Rumput Mamak Kenut – Tandi Skober
61. Rancage Mamak Kenut – Tandi Skober
62. Tradisi Lisan Orang Lampung – Sandi Firly
63. Mamak Kenut, Refleksi Ketulusan dari Lokal – Selvi Diana Meilinda
64. Mamak Kenut dan Abnormalitas Politik – Rahmatul Ummah
65. Keisengan Mamak Kenut dalam Corak Kehidupan Berwajah Banyak – Hardi Hamzah
66. Menguping Celoteh Warga Negarabatin – Aris Kurniawan
Kelima
Membangun Tamadun Lampung
67. Aktualisasi Sistem dan Nilai Adat – Febrie Hastiyanto
68. Ikam Ulun Lampung – Tita Tjindarbumi
69. Menyegarkan (Kembali) Rumusan Kelampungan – Darojat Gustian Syafaat
70. Pergulatan Udo Z Karzi untuk Kelampungan – Buyung Ridwan
71. Obsesi Punahnya Lampung? – Hardi Hamzah
72. Horison Lampung untuk Kaum Muda – Andry Saputra
73. Advokat Kebudayaan Lampung – Asarpin
74. Merenungkan Keluhuran Adat Lampung – Novan Saliwa
75. Mengkaji Lampung secara Komprehensif – Parjiono
76. Lampung Pisau Tajam dalam Sarung – M. Benyamin E. Djauhar
77. Sadar Diri akan (Sejarah) Kelampungan – Karina Lin
78. Konflik Memisahkan, Pers Menginformasikan, Budaya Menyatukan – Djadjat Sudradjat
79. Kebudayaan Lampung: Udo Z. Karzi, Lalu Siapa? – Hardi Hamzah
80. Kota Lama, Kota Baru, Kota Kreatif – I.B. Ilham Malik
81. Robohnya Rumah Besar Budaya Lampung – Hardi Hamzah
82. Aku Rindu Matahari – Dyah Merta
83. Lado Lampung: Cerito di Jaman Ho – Admi Syarif
84. Lada, Saatnya Kembali Berjaya – M.D. Wicaksono
85. Orang Lampung dan Piil Pesenggiri – Eddy Rifai
86. Menuju Makna Baru Sang Bumi Ruwa Jurai – M. Syahran W. Lubis
Keenam
Otak-Atik Udo Z Karzi
87. Udo Z. Karzi, “Pemberontak” dari Lampung – Oyos Saroso H.N.
88. Udo Z Karzi Memuliakan Bahasa Lampung dengan Puisi – Christian Heru Cahyo Saputro
89. Udo Z Karzi Penyelamat Tradisi Berbahasa Lampung – Budisantoso Budiman
90. Manifesto Kelampungan Udo Z. Karzi – Febrie Hastiyanto
91. Tukang Tulis Plus – Jauhari Zailani
92. Cuma Butuh Dua Malam – Yoso Muliawan
93. Bikin Acara Nulis Jadi Menyenangkan – Tita Tjindarbumi
94. Tentang Wartawan dan Seniman Itu… – Anton Bahtiar Rifa’i
95. Menulis Asyik, Udo Z. Karzi — Zabidi Yakub
96. Udo Z Karzi – Riko Firmansyah
97. Udo Z Karzi: Ngupi, Ngebaca, Nulis — Amirudin Sormin
98. Festival Ngupi Pai — Rahmatul Ummah
99. Kuncen Ruang Kreatif – Heri Wardoyo
100. Nulis Geh…! – Budiyanto Dwi Prasetyo
101. Yamaha Vega tanpa Rem – Sudarmono
Riwayat Tulisan
Penyumbang Tulisan
