PPPK Tanam Pohon: Menanam Harapan, Menghijaukan Lampung

Oleh M.D. Wicaksono
DI akhir Juli 2025 tampak ASN berbaju Korpri bergerak bersama-sama menaman Pohon. ASN tersebut adalah Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja di Pemerintah Provinsi Lampung. Mereka bergerak bersama setelah pelantikan yang digelar di seluruh Organisasi Pemerintah Daerah oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di masing-masing tempat tugas. Gerakan Tanam Pohon menjadi pembeda dari pelantikan yang digelar selama ini.
Gagasan yang dilakukan oleh Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal bukan hanya unik, tapi juga visioner. Menjadikan penanaman pohon sebagai aktivitas pembuka masa kerja ASN adalah bentuk nyata dari kepemimpinan yang berpihak pada keberlanjutan. Ia membangun narasi baru: birokrasi yang tak sekadar bekerja di belakang meja, tapi juga bersentuhan langsung dengan kehidupan.
Pohon, Lambang Harapan
Satu pohon mungkin terlihat sederhana,tapi menurut laporan USDA Forest Service (2023), satu pohon dewasa bisa menyerap lebih dari 20 kg karbon dioksida per tahun, menghasilkan oksigen yang cukup untuk dua orang, menyaring debu, polutan, serta menurunkan suhu udara hingga 8°C di kawasan urban (World Economic Forum, 2022).
Lebih jauh lagi, akar pohon memperkuat tanah dan mencegah erosi, daunnya menjadi penyaring air hujan, dan batangnya tempat berlindung satwa kecil. Di tengah ancaman perubahan iklim, banjir bandang, suhu ekstrem, dan polusi udara, pohon adalah solusi alami yang paling murah dan paling efektif.
Tapi pohon bukan hanya soal fungsi ekologis, namun metafora yang kuat. Menanam pohon adalah menanam harapan. Kita tidak bisa memetik hasilnya hari ini. Ia butuh dirawat, disiram, dilindungi. Sama seperti nilai-nilai integritas, semangat pelayanan, dan karakter ASN yang baik, semua itu tak muncul dalam sehari. Tapi jika kita sabar, kita akan panen kebaikan, keteduhan, dan kehidupan.
Nilai Dasar ASN BerAKHLAK
Nilai-nilai dasar ASN hari ini terangkum dalam akronim BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif). Tak satu pun dari nilai itu bisa tumbuh tanpa akar yang kuat. Menanam pohon adalah latihan karakter bagi ASN. Ia menuntut kerendahan hati, kesabaran, dan keikhlasan bekerja dalam senyap. Seperti pohon yang berdiri tanpa banyak bicara, tapi terus memberi naungan.
Penanaman ini juga menjadi bentuk praktik langsung nilai berorientasi pelayanan, tidak hanya kepada masyarakat saat ini, tapi juga kepada generasi masa depan. Pelayanan publik tidak boleh berhenti pada target kuantitatif, tapi juga menyentuh dimensi keberlanjutan dan keberlangsungan hidup.
Nilai lain adalah adaptif, saat ini perubahan iklim dirasakan bersama. Sikap adaptif akan perubahan iklim menjadi penting, terutama abdi negara yang harus menjadi teladan dan contoh bagi masyarakat.
Tanam Pohon perlu digelorakan
Apa yang dilakukan Lampung menjadi best practice (praktek terbaik) dalam penanaman sikap peduli dan cinta lingkungan. Di Rwanda, setiap warga diwajibkan menanam setidaknya satu pohon dalam setahun. India memiliki program Green India Mission yang melibatkan birokrat dan warga dalam gerakan penghijauan. Di Indonesia sendiri, gerakan penanaman pohon digelorakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan kampanye “Menanam Satu Miliar Pohon”, selanjutnya Presiden Joko Widodo dengan ”Menanam dan Memelihara 25 Pohon selama hidup”. Di Lampung pernah juga dilakukan dengan Gerakan Lampung Menghijau. Gerakan Tanam Pohon yang diimplementasikan secara langsung dengan pelantikan PPPK ASN menjadi langkah yang sangat segar, baru, dan sarat makna.
Seandainya ini dilakukan oleh seluruh PPPK ASN yang dilantik secara bersama-sama di akhir Juli lalu, maka akan tertanam ribuan pohon. Dalam waktu 5 tahun pohon sudah mampu tumbuh dan menjulang tinggi, sehingga mampu menambah ruang terbuka hijau, menghasilkan oksigen, menyerapkan karbondioksida, debu dan polutan, dan menjadi habitat satwa. Namun menanam saja tak cukup, perlu sistem pemeliharaan pohon, agar pohon yang ditanam tidak mati dan program penanaman pohon jadi gagal.
Tentunya ini menjadi contoh untuk dilakukan oleh pemerintah kabupaten kota se-Lampung, juga di seluruh Indonesia. Yang dilakukan oleh Lampung menjadi inspirasi bagi seluruh pemerintah daerah, terlebih apabila bisa dilakukan secara serentak dan sinergi. Tidak saja Lampung menjadi lebih hijau, namun Indonesia Hijau menjadi keniscayaan.
Ajakan Bergerak Bersama
Kita sedang hidup di masa genting. Laporan IPCC (2023) menegaskan bahwa dekade ini adalah waktu paling krusial dalam sejarah umat manusia untuk menekan laju perubahan iklim. Butuh tindakan konkret, tidak hanya kebijakan. Butuh keteladanan dari pemimpin dan pelaksana negara. Apa yang dilakukan Pemerintah Provinsi Lampung adalah contoh bahwa perubahan bisa dimulai dari daerah. Birokrasi pun bisa menjadi motor gerakan ekologis. ASN bukan hanya pelaksana aturan, tapi juga penjaga masa depan.
Tentunya tidak saja PPPK namun apabila dilakukan oleh seluruh ASN yang saat ini mencapai 5,2juta orang, menjadi jumlah yang tidak sedikit. Terlebih bila mampu dicontoh oleh seluruh masyarakat. Mari momentum tanam pohon setelah pelantikan PPPK yang bagian dari ASN Pemerintah Provinsi Lampung jangan sampai redup bahkan padam. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan saat ini kapan lagi. Tabik. []
————
M.D.
Wicaksono, Widyaiswara Ahli Madya, BPSDM Provinsi Lampung.
