Kembali Pulang

Kekasih yang dulu hilang
Kini dia tlah kembali pulang
Akan kubawa dia terbang
Damai bersama bintang
Kekasih yang dulu hilang
Kini dia tlah kembali pulang
Betapa senang kudendangkan
Dan takkan kulepaskan
(“Kembali Pulang”, Kangen
Band)
SUATU saat tahun 2006-2009 di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Jauh datang dari ujung selatan Pulau Sumatera, saya pikir takkan bertemu orang Lampung di sini.
Ternyata, ada Rojali (rombongan jak Liwa) yang sudah lama bekerja sebagai pegawai negeri yang mencari-cari saya di Harian Borneo News. Karena tidak ketemu, ia bertandang ke kosan kami sekeluarga (saya, istri, dan Aidil, anak saya yang berusia belum setahun).
“Nyak ading ni … jak Gunungsugeh, Liwa. Neram muari. (Saya adiknya… dari Gunungsugih, Liwa. Kita bersaudara), ” ujarnya.
O iya geh, bersaudara. Kami satu marga: Marga Liwa
Ketika saya ngantor di Borneo News, saya diceritakan ada yang mencari saya. “Kirain mau protes atau apa karena nadanya keras. Tapi, dia mengaku saudara Udo.”
Saya ketawa.
“Orang Lampung atau orang Sumatera memang begitu gaya bicaranya,” jelas saya.
Saya juga diberi tahu lagi bahwa Bank Danamon Pangkalan Bun dikepalai orang Lampung. Lalu, Ketua Pengadilan Negeri (PN) Pangkalan Bun Adi Ismet ternyata orang lampung dari Talangpadang. Ketemu lagi Pak Asep yang datang ke Borneo News sebagai teknisi kelahiran Sumberjaya, Lampung Barat.
Tak lama berselang terdengar kabar Wali dan Kangen Band akan konser di Pangkalan Bun. “Wah, bakal ketemu orang-orang Lampung lagi,” kata saya. Saya sempat salah sangka mengira Wali juga band dari Lampung. Hahaa..
Kangen Band… Ini band bikin kangen dengan Lampung. Apalagi kalau melihat Andika Mahesa, sang vokalis di layar tipi atau di pidio. Di berbagai kesempatan, terutama saat di depan komputer kantor, saya setel lagu-lagu Kangen Band.
Jangan lihat orangnya, lagu-lagu Kangen Band yang disenandungkan Babang Tamvan ini sangat asyik, easy listening, dan mudah dihapal. Benaran!

Selain bangga, Kangen Band dengan vokalisnya, Andika Mahesa, sangat inspiratif bagi saya. Ketika orang Lampung lain yang mukim di Paris, Rosita Sihombing, mengirimi saya novel perdananya, Luka di Champs Elysees (Lingkar Pena Publishing House, Jakarta, 2008) dan meminta saya meresensinya, saya comot saja salah satu judul lagu hits Kangen Band. Setelah membaca novel dan mulai menulis sambari mendengarkan lagu-lagu, terutama lagu Kangen Band, saya kasih judul “Jauh-Jauh ke Paris, Kari pun Kembali Pulang” untuk tinjauan novel Rosita, dimuat Lampung Post, Minggu, 2 November 2008.
Asyiknya, Rosita Sihombing kasih sejumlah uang buat saya sebagai hadiah juara pertama resensi novelnya, Luka di Champs Elysees. Dananya digunakan untuk membeli sepeda roda empat Aidil yang membuat kegirangan keliling-keliling dalam rumah saja di Lampung. Untuk rezeki ini saya perlu mengucapkan terima kasih kepada Kangen Band atas ide kreatifnya, dan tentu buat novelisnya, Rosita.
Eh, beberapa bulan kemudian, Januari 2009, benaran saya, istri, Aidil, dan Raihan yang masih dalam kandungan mamanya, kembali pulang ke Lampung. Saya ditarik dan ditugaskan kembali di //Lampung Post//.
Sejak itu saya “bersetia” dengan Lampung. Tak ke mana-mana! Kalau pergi, sebentar saja kembali pulang.
Tabik. []
