Kolom

[Otak Atik Otak] Indonesia Masih Jauh

Oleh Hardi Hamzah

DUA tulisan terdahulu, kita lebih banyak mengunyah kerangka berpikhr empirik, khususnya “pra-Socrates”. Yang mana Yunani berada pada kejayaan fusycoy. Yunani mengembangkan polis- polis menuju kejayaannya.

Dua abad kemudian, tepatnya lima abad sM, lahirlah Socrates. Sebagaimana pendahulunya, Socrates tidak menulis buku. Namun, teks-teks pemikirannya banyak dicatat dalam Polytea bukunya Plato. Yang lebih dikenal dengan The Republic.

Dasar pemikiran di atas, untuk menerangkan bahwa bergesernya Yunani Kuno ke era Socrates mengajak tahu kita, bahwa, filsuf tidak lagi bicara alam dan sekitarnya, tetapi lebih banyak tentang eksistensi manusia. Seperti juga Plato, Socrates memberi sinyal baru tentang universalisme kemanusiaan, seperti rasa adil, HAM, dan bahkan sampai inti sosok kebahagiaan manusia ketika Phylypos 2 ayahnya Alexander Agung dari Macedonia menghancur Athena di tengah fragmentasi troya.

Singkat kata, kemanusiaan adalah milik jati diri seseorang. Sementara Socrates sendiri mati minum racun hanya untuk suatu penghormatan untuk tegaknya keadilan. Indonesia agaknya masih jauh. []

Hardi Hamzah, kolumnis

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top