Sajak

Sajak-sajak MZ Billal

ELEKTROKARDIOGRAM

bilamana nanti rumput tak lagi tumbuh di sana
tak perlu engkau guncang tubuhku agar aku terbangun
memelukmu seperti tiap malam yang menakutkan
sebab saat itu adalah mimpi terburukmu

tetap tenanglah, sayang
aku hanya menjadi seekor burung yang melampaui
pucuk-pucuk keheningan untuk sampai
di kebun keabadian
tempatku menunggumu yang tak malas meminta makbul
dari Tuhan yang Maha Pengampun

bilamana nanti rumputku tak lagi tumbuh di sana
rebahkanlah tubuhmu ke atas rumput-rumput yang kita semai
dekaplah ia ke dalam dadamu
sebab ia akan menyeka air matamu
menyejukkan pandanganmu

Kamar Alegori, Juli 2020

AKU SUKA TUHAN MEMATAHKAN HATIKU

aku suka saat Tuhan mematahkan hatiku
seperti ranting pohon yang dilupakan namanya.
tidak apa-apa aku akan sakit. kali ini keheningan
tidak mampu membuat dadaku berdarah.
sebab Dia lekas menuang ramuan pereda rasa perih
ke dalamnya dan berbisik. memberitahuku.
“ini akan meninggalkan bekas. kau mungkin
berusaha keras menutupinya. seperti trauma.
tapi jangan cemaskan hal-hal baru yang belum
kauketahui. kau perlu patah untuk menumbuhkan
lebih banyak tunas yang baru.”

kadang aku memang kerap memaksa diri bertahan
pada hal-hal yang membuatku berduka ketimbang
bahagia. aku lebih rajin berpura-pura daripada jujur.
menyeret diri sendiri seperti seekor anak anjing
yang diajak mengelilingi taman bunga.
padahal sejak kapan anjing suka aroma mawar
dan menatap anggrek dalam pot-pot yang digantung
di dahan pohon peneduh. aku juga sungguh telah
bersikap kurang ajar kepada bayanganku sendiri.
aku tidak peduli kalau ia sering bersedih
saat terbenam ke dalam suram malam sementara aku
masih saja bermimpi dan menaruh harapan
tidak pada tempatnya. sungguh malang.

dan sekali lagi, aku suka saat Tuhan
mematahkan hatiku. aku akan membiarkan
seluruh ancaman datang sepert kavaleri.
melempar peledak  dan melumpuhkan seluruh harapan.
sebab Dia segera membangun benteng perlindungan
menyuruhku bergegas ke dalam dan berbisik.
memberitahuku. “ada kalanya kita harus pergi
dari pertempuran. bukan untuk jadi pecundang.
atau pura-pura menerima kekalahan. tapi selamatkanlah
hal baik yang tersisa dari dirimu yang barangkali tidak baik.”

Kamar Alegori, Juli 2020

PELAJARAN DARI AIR MATA

dan tentu saja tidak ada
manusia yang tidak pernah
menangis. kesedihan adalah yang
paling sering menggugurkan bulir
air mata. ia bukan tidak suka melihatmu
bahagia. tapi dari sana pun kau
tetap akan menangisi banyak hal.
karena kita betul-betul makhluk hidup
yang gampang menangis.

air mata adalah hujan yang turun
di medan tempur perasaan. ia membantu kita
melepaskan peluru panas yang bersarang di dada
atau di bagian tubuh mana saja.
mungkin kita tidak suka dan akan berteriak
pada rasa sakit itu.

tapi air mata tidak sepenuhnya
mengalir dari hal-hal yang kita tolak.
ia kadang adalah sebuah kecupan mesra
pada sepasang mata kita yang baru saja melepas
musim kering. menyambut musim basah
dengan hati  yang siap ditumbuhi bunga-bunga.

sebab air mata telah membimbing kita.
mengajarkan bagaimana cara berduka
yang indah. dan bagaimana cara berbahagia
yang tidak melampaui batasannya.

Kamar Alegori, Juli 2020

———————
MZ Billal, lahir di Lirik, Indragiri Hulu, Riau. Menulis cerpen, cerita anak, dan puisi. Bergabung dengan Community Pena Terbang (COMPETER), Komunitas Pembatas Buku Jakarta, dan Kelas Puisi Alit. Fiasko (2018)adalah novel pertamanya. Sajak-sajaknya termaktub dalam berbagai media dan antologi bersama.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top