Pustaka

Membaca Puisi Aina ‘Pulang’

Buku puisi "Pulang" karya Aina Rumiyati Aziz. | Ist

Oleh M Iqbal J Permana

SAYA tidak pernah melihat Aina Rumiyati Aziz atau sahabat saya Ahmad Muhaimin membaca puisi atau menulis puisi waktu sama-sama di SMAN 1 Palembang, tetapi kedua-duanya ternyata menyukai sastra. Mungkin Aina suka menulis puisi kamar, untuk meneduhkan dirinya sendiri.

Namun, hari ini saya membaca kumpulan puisinya Pulang yang ditulis dengan sangat dalam dan reflektif. Tujuh puisi yang baru saya baca reflektif dan mendalam. Meskipun Aina dikenal sebagai jurnalis, dia tidak terpengaruh menulis esai seperti gaya Denny JA.

Aspek Intrinsik

Puisi berjudul “Hari Ini Milikmu” adalah refleksi tentang waktu dan kehidupan sehari-hari, yang mengajarkan pentingnya memanfaatkan hari dengan kebahagiaan, doa, dan ibadah. Menggunakan repetisi (“Hari ini adalah milikmu”) untuk memperkuat pesan utama. Berstruktur sederhana, setiap bait memiliki kesinambungan antara refleksi spiritual dan kehidupan.

Begitu juga dengan puisi “Senja” yang menunjukkan hubungan harmoni manusia dengan alam melalui zikir dan introspeksi diri terhadap waktu yang diberikan kepada kita. Kiasan seperti “terang hari memerah di senja ini” menciptakan imaji alam yang hidup. Puisi Aina cenderung naratif-deskriptif, dengan ritme lembut mengikuti suasana sore.

Aina juga menulis mempersonifikasi kebajikan dengan “duhai kebajikan itu sebajik namanya”. Mengalir emosional dengan struktur paralel dalam penekanan konsep kebajikan.

Puisi “Rindu” sebagai perasaan yang penuh emosi tetapi juga menjadi bagian dari perjalanan hati. Dengan gaya bahasa menggunakan gaya kontradiktif (“Kenangan itu disaat aku tak mau mengenangnya”) untuk menunjukkan kompleksitas perasaan. Lirik dengan intensitas emosi tinggi, membawa pembaca merasakan konflik hati.

Aspek Ekstrinsik

Banyak puisi yang merujuk pada hubungan spiritual dengan Tuhan, doa, dan zikir, mencerminkan nilai-nilai religius. Membawa kesadaran terhadap perjalanan spiritual sebagai bagian dari kehidupan.

Puisi-puisi Aina ini mencerminkan refleksi penulis terhadap waktu, rumah, rindu, dan kehidupan sehari-hari. Beberapa elemen mungkin terinspirasi dari pergulatan emosional dan pencarian kedamaian hati.

Puisi seperti “Rumah” dan “Kebaikan” menekankan pentingnya nilai keluarga dan perilaku baik sebagai pondasi kehidupan sosial.

– Puisi-puisi Aina ini memiliki bentuk bebas (tidak berpatokan pada metrum tertentu), yang memungkinkan ekspresi emosional dan spiritual menjadi lebih fleksibel.

– Mayoritas bait terdiri dari narasi dengan tambahan refleksi, sehingga memberikan kedalaman pada isi, karena puisi bukan saja tindak kata tetapi juga tindak tanda.

Puisi Aina ini menawarkan refleksi yang mendalam tentang kehidupan, spiritualitas, dan hubungan emosional dengan diri, Tuhan, dan lingkungan. Aspek intrinsiknya melibatkan tema kehidupan sehari-hari, spiritualitas, dan perjuangan emosional, sementara aspek ekstrinsiknya mencerminkan pengalaman hidup, nilai keagamaan, dan sosial. Gaya bahasa yang kaya dengan metafora dan kiasan memberikan kekuatan ekspresif, membuat puisi-puisi ini sangat menyentuh dan relevan bagi pembaca yang mencari refleksi mendalam.

Selamat atas terbitnya kumpulan Buku Puisi Pulang. []

—————
M Iqbal J Permana, sastrawan, perupa, bankir & digital kreator

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top