Masjid


MASJID, bagi saya yang suka “keluyuran” tak mengenal waktu dan hampir separuh hidup saya berada di jalanan, bukan sekadar tempat beribadah seperti salat wajib lima waktu, salat-salat sunat lain, dan ngaji.
Jika waktu salat fardhu, saya memang akan berhenti di masjid untuk menegakkan rukun Islam kedua ini. Tapi, lebih sering saya mampir ke masjid untuk hal-hil yang mungkin tidak dianggap sebagai ibadah oleh pengurus masjid.
Daripada nongkrong di tempat yang cenderung menggoda iman, saya lebih suka mampir ke masjid. Numpang duduk, mengaso atau bahkan tidur di masjid.
Sering pula dalam perjalanan, saya kebelet pipis atau malah bab, kalau tidak ada SPBU atau WC umum, masjid adalah pilihan utama untuk menunaikan hajat kecil atau besar saya itu.
Kan gak sopan juga saya mengetuk pintu rumah orang yang tidak saya kenal hanya untuk numpang kencing.
Bagaimanalah perasaan saya ketika saya ke masjid yang sering saya kunjungi, saya menemukan tulisan begini: “MOHON MAAF PERSIAPAN AIR TERBATAS, HANYA UNTUK PELARIAN BAGI ORANG-ORANG YG SHOLAT! WC DAN AIR TERBATAS”.
Tulisan ini tepat di samping atas pintu toilet pria masjid. Dan, tampaknya baru dibuat setelah kunjungan terakhir saya sebelum hari ini. Artinya, tulisan memang memang ditujukan kepada saya kali ya. Hehee….
Masalahnya, saya benar-benar memerlukan fasilitas masjid tersebut. Tak bisa ditahan lagi. Maka, dengan tatapan tajam pengurus masjid yang sulit saya artikan, saya “ngebandel” saja masuk toilet dan keluar tak lama kemudian dengan tatapan yang sama dari penjaga rumah Allah tadi.
Saya tak berani ngomong walau sekadar kata “maaf” atau bilang terima kasih. Dan, ybs tak pula berkata-kata. Mungkin saja dalam hatinya ngedumel, “Ini orang. Nggak baca apa tulisan di dinding itu?”
Dan, dalam hati saya pun menjawab, “Sebodo amat! Ngapa pula kencing dilarang-larang. Bikin penyakit aja.”
Kalau biasanya saya suka masuk masjid duduk atau kalau ngantuk tidur di situ, sekarang saya agak sungkan. Jangan-jangan seperti beberapa masjid yang pernah saya mampir, di dinding masjid ditulis juga dengan huruf besar semua: DILARANG TIDUR DI SINI–APALAGI SAMPAI NGOROK DAN NGILER. INI TEMPAT IBADAH!
Kalau sudah dimerk begitu, apalah daya hamba yang cuma musafir yang tidak ikut memakmurkan masjid dan hanya mampir kalau kebelet pipis dan numpang tidur.
Astaghfirullah. Maafkan saya malah menggosipkan masjid, rumah ibadah bagi ahli surga.
Selamat menjalankan ibadah puasa.
Tabik. []
