Human

Menjadi Guru Masa Kini, Kenapa Tidak?

Oleh Ani Humida

GURU, seorang yang digugu dan ditiru . Tapi, sejatinya lebih dari itu. Apalagi guru era masa kini, yang berkutat dan berkecimpung dengan mereka, para peserta didik yang merupakan generasi Z,  bahkan generasi Alpha. Tantangan pun semakin butuh untuk ditaklukkan. Lantas, bagaimana cara kita sebagai guru dalam menyikapinya?

Menjadi guru harus mau berguru juga dengan pengalaman, perkembangan zaman, dan perubahan teknologi. Sebab, guru harus mampu menjadi jembatan bagi peserta didik untuk menjadi generasi yang siap terjun dan bersaing ke dunia yang “sesungguhnya” tanpa melupakan hal yang sangat penting, yaitu pendidikan moral dan akhlak.

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang bisa kita upayakan dalam mewujudkan eksistensi diri menjadi seorang guru masa kini.

Yang pertama, guru harus mau meng-up grade diri. Guru yang mempertahankan egonya, menutup diri dengan berbagai perkembangan dunia, terlalu percaya diri dengan yang selama ini menjadi kebiasaan mengajarnya, bahkan seolah-olah menjadikan hal tersebut ciri khas bagi dirinya yang tidak bisa diotak-atik lagi, maka bersiaplah untuk ditinggalkan dan tertinggal jauh dengan perubahan zaman.

Percayalah kawan, dunia ini terus berubah. Salah satu contohnya saja, gawai yang kita gunakan sekarang. Apakah masih sama dengan yang kita gunakan saat masih menjadi pelajar? Jika kita saja mau beralih ke gawai yang lebih canggih, berarti kita juga harus mau dong menjadi pribadi yang terbuka dengan perubahan zaman.

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kompetensi kita sebagai seorang guru. Misalnya, dengan mengikuti berbagai pelatihan yang mendukung kualitas pembelajaran, aktif mengikuti dan bergabung dengan komunitas guru, memperbanyak literasi tentang pembelajaran. Bisa juga melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Upaya yang kedua adalah dengan mengoptimalkan penggunaan media sosial dan teknologi yang mendukung  pembelajaran. Tidak bisa dipungkiri bahwa generasi masa kini tidak bisa lepas dengan media sosial dan kecanggihan teknologi. Bahkan, di antara mereka banyak yang sudah menjadi Tiktokers dengan ribuan followers, instragamer dengan ribuan likes, bahkan Youtuber dengan jutaansubscribers.

Menjadi guru zaman now harus bisa mengimbangi mereka, setidaknya pernah berselancar ke dunia maya dan mengetahui seluk-beluk media sosial yang mereka gunakan.

Di dalam kegiatan belajar-mengajar pun, peserta didik akan lebih tertarik jika kita membawa mereka ke dunianya. Misalnya, dengan memberikan contoh-contoh untuk menunjang tujuan pembelajaran dengan contoh yang mereka pahami dan sedang tren di masa mereka, tanpa melupakan hal-hal yang perlu diluruskan jika ada tren yang melenceng. Selain itu, guru tidak terpaku dan berpatokan pada buku pegangan yang disediakan serta alat tulis yang menjadi senjatanya.

Jika ada teknologi yang lebih canggih dan bisa kita manfaatkan agar pembelajaran lebih efektif dan efisien, kenapa tidak? Misalnya, menampilkan video-video pembelajaran yang menarik, puzzle maker dan berbagai aplikasi yang memudahkan kita dalam membuat media pembelajaran.

Kuncinya satu, kita mau belajar dan terus belajar untuk menjadi lebih baik.

Selanjutnya, upaya ketiga yang bisa kita lakukan adalah membuka ruang berbagi, baik sesama rekan guru maupun dengan peserta didik. Sebab, kita adalah makhluk sosial, yang butuh orang lain dalam kehidupan kita.

Banyak hal yang bisa kita dapatkan dengan berkolaborasi dengan sesama guru. Misalnya, dapat mengetahui karakteristik dari peserta didik yang kita bina, bisa saling merefleksi kekurangan dan kelebihan kita sebagai seorang pendidik, bahkan bisa saling berbagi ilmu yang dapat menunjang profesionalitas kita sebagai seorang guru.

Peserta didik pun wajib menjadi objek ruang berbagi. Sebab, tugas kita bukan untuk menggurui, melainkan  bisa senantiasa hadir di tengah-tengah mereka, menjadi tempat untuk berbagi pendapat, keluh kesah, bahkan menjadi sosok penyemangat yang paling mereka cari ketika di sekolah dan di luar sekolah, kemudian mendorong mereka untuk berkreasi tanpa henti.

Jadi, masihkah kita menyerah dan melemah menjadi guru masa kini? []

—————
Ani Humida, praktisi pendidikan di Lampung Timur.

* Terbaik pertama dalam Workshop Menulis Artikel untuk Media yang diselenggarakan SMP IT Baitul Muslim, Way Jepara, Lampung Timur, 2 Agustus 2023.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top