Human

Inovasi dan Kreativitas Pembelajaran Anak Berbasis Bahan Daur Ulang

Oleh Ida Bahari Suryana

INOVASI dan kreativitas merupakan hal penting ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran anak. Inovasi merupakan suatu perubahan baik berupa ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang sifatnya spesifik, disengaja melalui proses terencana dan dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Sebuah inovasi dapat dikatakan berhasil apabila penciptaan dan pelaksanaan proses, produk, jasa dan metode yang baru dapat menghasilkan perbaikan kualitas hasil yang efektif dan efisien (Riadi, 2020).

Kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang ditandai dengan orisinilitas dan relatif berbeda dengan apa yang telah ada untuk menggerakkan kemajuan manusia di bidang pengetahuan dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada (Riadi, 2020).

Inovasi pada anak-anak dapat dikembangkan dengan berbagai cara dan metode dan dapat menggunakan bahan daur ulang yang ada di sekitar kita. Bahan daur ulang yang dapat digunakan antara lain berupa kardus bekas, sayuran sisa, bekas pop mie, bekas tutup botol, bahan alam mancung kelapa, dan sedotan bekas. Bahan daur ulang tersebut adalah bahan-bahan bekas yang biasanya dibuang begitu saja di tempat sampah, tetapi ternyata bisa digunakan oleh siswa TK Al Fatonah untuk mewujudkan imaginasi anak dalam bentuk miniatur barang yang nyata.

Pembelajaran anak dengan menggunakan bahan daur ulang tersebut dimaksudkan untuk menjaga lingkungan sekitar anak dari sampah yang berserakan. Lingkungan menjadi bersih dan anak menjadi seseorang yang dapat memanfaatkan sampah di sekitarnya menjadi sesuatu yang baru dan karya nyata orisinal yang dihasilkan seorang siswa Taman Kanak-Kanak.

Peran guru dalam memberikan bantuan terhadap anak diperlukan sebagai sentuhan awal, kemudian anak-anak dipersilakan mengembangkan imaginasinya melalui bahan daur ulang yang ada. Rangsangan terhadap motorik halus dan motorik kasar anak-anak diperlukan sebagai bagian tumbuh kembang seorang anak. Motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Dalam hal penggunaan bahan daur ulang menjadi sebuah karya nyata pada anak-anak juga merupakan latihan motorik halus anak. Anak dilatih untuk mengkoordinasikan mata dan tangannya serta ide-idenya untuk membentuk sebuah karya.

1. Kardus Bekas Jadi Helikopter, Aquarium, dan Mobil-Mobilan

Pemanfaatana bahan daur ulang kardus bekas oleh anak dapat diwujudkan sebagai bentuk inovasi dan kreatifitas anak-anak. Banyak karya yang bisa dihasilkan dari pemanfaatan kardus bekas oleh anak-anak. Pada pembuatan karya helikopter dari kardus bekas, bukan hanya merangsang motorik halus anak, tapi juga memberikan rangsangan berpikir bagaimana mewujudkan karya tersebut dalam kurun waktu tertentu dengan bahan-bahan seadanya. Helikopter adalah sebuah pengetahuan dan pembelajaran kepada anak, bahwa adanya alat transportasi umum yang bisa digunakan oleh manusia yaitu helikopter.

Dengan membayangkan saja tentu tidak mendidik dengan baik, tetapi mewujudkan helikopter dengan bahan daur ulang dapat merangsang anak berpikir bagian-bagian apa saja yang harus dibuatnya untuk membentuk sebuah helikopter. Proses berpikir ini dan proses mewujudkan karya ini menjadi sebuah pembelajaran yang unik dan jitu pada anak usia dini khususnya siswa Taman Kanak-Kanak.

Aquarium dari bahan kardus bekas juga merangsang anak berpikir bagaimana mewujudkan sebuah karya aquarium. Anak diajak berpikir bagaimana membuat ukuran aquarium dan apa saja sebenarnya isi aquarium itu, apa fungsi aquariuam dalam kehidupan nyata. Dalam satu kali membuat karya, maka guru dapat memberikan pemelajaran beraneka informasi kepada anak, yang selanjutnya anak mewujudkan informasi tersebuat dalam sebuah karya nyata.

Mobil-mobilan dari kardus bekas mengenalkan anak kepada informasi nyata tentang bagian-bagian dari mobil, apa saja yang biasanya ada di sebuah mobil, seperti badan mobil, kaca, tempat duduk, stir mobil, ban mobil. Anak dirangsang mengingat hal tersebut dengan menggerakkan motorik halusnya dan mensinkronkan mata dan tangannya dalam membuat karya nyata tersebut.

Di mana letak inovasi dan kreativitas anak? Hasil karya nyata buatan tangan anak tersebut adalah karya orisinal anak dalam mewujudkan imaginasinya. Merangsang anak berpikir bagaimana mewujudkan sebuah barang daur ulang menjadi sebuah karya yang akan menjadi kebanggannya dan akan dipajangnya di sekolah atau kamar belajar anak, sungguh menjadi sebuah pembelajaran yang akan berdampak baik dan berdampak lama dalam memori anak.

2. Sayuran Jadi Jam Dinding

Jam dinding selalu dibeli oleh orang tua. Bagaimana dengan jam dinding hasil karya anak? Tentu akan membuat memori khusus anak dalam mewujudkan karya tersebut. Sayuran yang biasanya hanya berfungsi sebagai lauk pauk dalam makan anak, maka dapat menjadi sebuah inovasi digunakan sebagai bagian dalam membuat jam dinding.

Angka dalam jam dapat diubah dengan berbagai jenis sayuran dan menempelkannya menjadi sebuah hasil karya yang kreatif. Teknik anak dalam menempelkan dan memilih sayuran sudah menjadi pembelajaran anak usia dini. Anak dapat menyebutkan nama-nama sayuran dan merangkai sayuran tersebut menjadi sebuah jam dinding adalah wujud kreativitas anak.

3. Bekas Pop Mie Jadi Pesawat

Bekas pop mie selalu masuk dalam tempat sampah di sekitar kita. Ternyata bekas pop mie dapat digunakan oleh siswa TK Al Fatonah untuk merangsang inovasi dan kreatifitas anak menjadi sebuah pesawat. Anak-anak diajarkan untuk mengenal lebih kongkret tentang sebuah pesawat dan bagian-bagian dari pesawat.  Kreativitas dan cara berpikir anak dilibatkan dalam mewujudkan  karya nyata sebuah pesawat tersebut.

4. Tutup Botol Air Mineral Jadi Botol Pintar

Tutup botol nyaris tidak berguna dan dibuang di tempat sampah juga. Mewujudkan menjadi botol pintar tentu merangsang kreatifitas anak. Dalam pelajaran matematika diperlukan alat peraga untuk anak agar memudahkan anak dalam mengingat angka atau nomor seperti angka satu, dua, tiga dan seterusnya. Dengan menggunakan tutup botol air meneral juga dapat menjadi alat komunikasi terhadap anak dalam menghafal huruf Hijaiyah, seperti alif, ba, ta, tsya. Juga angka atau nomor dari huruf Hijaiyah.

5. Bahan Alam Mancung Kelapa Jadi Perahu Layar

Bahan alam mancung kelapa banyak ditemukan di sekitar TK Al Fatonah. Pada TK ini terdapat dua pohon kelapa yang mancung kelapanya tidak termanfaatkan. Jadi dengan menggunakan bahan tidak terpakai di sekeliling kita, mari kita gunakan untuk merangsang daya inovasi anak dan daya kreativitas anak.

Bentuknya yang sudah menyerupai ujung dari perahu, sangat cocok untuk dijadikan sebuah karya nyata perahu. Kreativitas anak berkembang dengan menambahkan layar, bendera merah putih, dan warna-warni tali perahu yang mengibarkan layar kapal yang besar dengan aneka kertas warna yang dipotong-potong oleh anak dan dihias pada mancung kelapa tersebut.

6. Sedotan Plastik Jadi Menara

Hasil kreatifitas anak dalam membuat menara menjadi pembelajaran unik. Anak harus belajar secara tidak langsung dalam memilih warna-warna yang disukainya dan menempelkannya dalam bentuk sebuah menara. 

Sedotan berfungsi untuk membantu minum, maka dalam karya nyata anak, sedotan bekas bisa menjadi alternatif yang menarik menjadi sebuah menara. Anak ditantang untuk mengetehaui bagian-bagian apa saja dari sebuah menara, dan bagaimana membuatnya kerucut, bagaimana memotong sedotan menjadi sebuah ukuran yang sama, dan mengkombinasikan warna untuk keindahana sebuah menara. Anak juga diajarkan secara tidak langsung apa fungsi menara. Tangan, mata dan otak anak digunakan secara bersamaan dalam mewujudkan karya nyata menara sedotan plastik.

Menggunakan Bahan Daur Ulang Wujud Cinta Lingkungan

Anak-anak dengan menggunakan bahan daur ulang maka ada beberapa tahapan yang harus dilakukan anak sebelum mewujudkannya. Pertama, anak diajak mencari tempat sampah, di rumahnya atau di sekeliling rumahnya. Kedua, anak diajarkan memungut sampah yang ada dan dipilihnya menjadi bahan daur ulang. Ketiga, anak diajak mewujudkan karya indah dan orisinal hasil buatan tangannya. Keempat, anak diajarkan cinta lingkungan dengan cara memanfaatkan bahan-bahan tidak terpakai menjadi sebuah karya yang unik dan berkesan untuk anak.

Kelima, anak diajarkan secara tidak langsung memanfaatkan barang-barang murah, tak terpakai, yang ada di sekelilingnya menjadi barang yang berguna. Keenam, pembelajaran kepada anak juga kepada guru, bahwa inovasi dan kreatifitas naka dapat dirangsang tanpa menggunakan biaya yang mahal. Memanfaatkan bahan daur ulang terutama sampah-sampah di sekitar bisa menjadi sebuah pembelajaran inovasi dan kreatifitas bagi anak.  []

————–
Ida Bahari Suryana, Guru TK Al Fatonah, Kalianda, Lampung Selatan

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top