Human

Investasi Robot

Oleh Gufron Aziz Fuadi

DALAM waktu beberapa hari sedang ramai dibicarakan tentang investasi robot trading, yang menyeret beberapa pesohor. Kita tidak ingin membicarakan para pesohor itu.

Investasi robot trading kali ini disebut melibatkan beberapa investor dengan kerugian ratusan milyar.

Bayangkan bangun tidur di pagi hari cek handphone dengan kondisi akun trading sudah profit. Robot autopilot bekerja 24 jam sehari. Itulah mengapa investasi jenis ini, meskipun investor sering tertipu dan rugi, tetap menarik minat. Lebih lebih keuntungan yang ditawarkan, seperti dialog di tv swasta pagi tadi, adalah 1 % perhari atau 20% perbulan.

Investasi model ini sering disebut sebagai skema ponzi.

Skema Ponzi adalah modus investasi palsu yang membayarkan keuntungan kepada investor dari uang mereka sendiri atau uang yang dibayarkan oleh investor berikutnya, bukan dari keuntungan yang diperoleh oleh individu atau organisasi yang menjalankan operasi ini. 

Sejarah skema ponzi berawal dari penipu ulung bernama Charles Ponzi. Seorang  warga Italia yang melakukan aksinya di Amerika pada 1920. Saat itu, Charles Ponzi menjanjikan keuntungan sebesar 50% dalam jangka waktu 45 hari atau 100% sekaligus dalam waktu 90 hari.

Berapa Lama Skema Ponzi bisa bertahan? Sebagian besar skema ponzi tidak bisa bertahan lama. Paling hanya 1-2 tahun saja. Karena ketika tidak ada investor baru, skema bisa runtuh.

Bagi orang yang senang bermimpi dan berjiwa serakah, investasi ini tentu sangat menarik. Keuntungan yang hanya 20 atau 30 persen pada usaha sektor ril yang normal tentu tidak menarik. Karena keuntungannya kecil dan capek.

Karakter santai tapi dapat uang banyak atau hidup enak, sudah sering kita dengar dalam banyak cerita anekdot. Seperti cerita seorang pemuda yang bertemu dengan jin dan diberi beberapa penawaran. Pemuda ini ingin dengan duduk duduk saja bisa dapat uang. Cling, tiba tiba si pemuda menjadi penjaga toilet di terminal.

Atau saat pemuda pingin hidup enak dengan dikelilingi banyak perempuan. Tiba tiba cling, dia menjadi tukang sayur yang dikelilingi ibu ibu rumah tangga yang menjadi langganannya…

Begitulah manusia, pingin mulyo ora gelem rekoso.

Rasulullah saw bersabda: “Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba pakaian dan hamba mode. Jika diberi, ia ridho. Namun jika tidak diberi, ia pun tidak ridho”. (HR. Bukhari no. 6435)

Dalam hadits lain: “Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6436)

Allah berfirman:

وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا

“Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” (Al Fajr: 20)

Orang yang terlibat dalam investasi skema ponzi, sebenarnya bukanlah orang orang bodoh. Karena dengan dana investasi yang ratusan juta bahkan milyaran itu menunjukkan bahwa mereka bukan orang bodoh dan miskin.

Saya punya kawan yang pernah ikut investasi model ini sebagian besarnya lulusan S1 dan beberapa S2. Beberapa juga ASN. Dan nggak ada satupun yang sukses.

Lebih dari itu, dulu saya juga punya kawan yang mengelola investasi skema ponzi, makmur ditahun pertama dan menjadi buron ditahun berikutnya.

Jadi, yang mendorong orang untuk berinvestasi di skema ponzi hampir dapat dipastikan karena rakus nya terhadap dunia. Dan dengan semangat kerakusan inilah, mereka mengesampingkan rasionalitasnya. Sebab bisnis dan investasi bukanlah sesuatu yang irasional, tetapi  normal dan terukur.

Mungkin itulah mengapa kata rakus, kalau hurufnya dibolak balik menjadi kuras (terkuras habis) dan rusak.

Allah berfirman: “Dan sungguh engkau (Muhammad) akan mendapati mereka yang sangat rakus terhadap kehidupan dunia, bahkan lebih tamak dari orang musyrik. Mereka pun berangan‑angan agar bisa hidup seribu tahun. Padahal umur panjang itu tak akan menjauhkan mereka dari azab Allah. Allah maha melihat apa yang mereka kerjakan.”  (Q.S. Al Baqarah: 96)

Dari Ka’ab bin Mâlik Ra, ia berkata, “Rasûlullâh Saw bersabda, “Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak (rakus) manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.”(HR Ahmad, Tarmidzi)

Dalam lagu “Nafsu Serakah”, Bang Haji mengatakan:

“…Di mana-mana di belahan muka bumi ini
Teramat banyaknya bergelimpangan manusia mati

Itu karena nafsu serakah
Manusia yang ingin berkuasa
Dengan segala kelicikannya
Berlakulah halal segala cara.
..”

Wallahua’lam bi shawab. []

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top