Parosil Beri Penghargaan Pejuang Kemerdekaan Mr. Gele Harun
DALAM momentum Peringatan HUT ke-77 RI, Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus memberikan piagam penghargaan kepada Mr. Gele Harun Nasution sebagai apresiasi kepada almarhum sebagai pejuang dan Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia yang berasal dari Lampung Barat.
Semasa hidupnya, Mr. Gele Harun telah berjuang melawan penjajah di Bumi Beguai Jejama sai Betik. Berdasarkan keterangan sejarah, Kecamatan Way Tenong sempat menjadi pusat pemerintahan dan benteng terahir dalam mempertahankan kemardekaan RI di Lampung.
Rencanannya, penghargaan itu akan diberikan Bupati kepada Mulkarnaen Gele Harun yang merupakan putra bungsu alm. Gele Harun yang saat ini berada dan menetap di Kota Bandar Lampung. Undangan untuk Pak Mulkanaen sudah disampaikan tim, Senin, 15/8/2022.
Buku Pokok-pokok Gerilya, yang ditulis Jendral Besar AH Nasution, Perang Gerilya Gele Harun semasa Agresi Militer Belanda II dilakukan setelah Tanjungkarang sebagai ibu kota dan kota-kota penting lainnya berhasil ditaklukkan oleh Belanda.
Strategi ini juga sesuai perintah kilat No. 1 Panglima Besar Jendral Sudirman kepada seluruh pejuang kemerdekaan Indonesia.
Adapun rute perang Gerilya Gela Harun dimulai dari Kota Bandar Lampung–Pringsewu–Talangpadang–Ulubelu– Waytenong–Bukitkemuning dan kembali ke Bandar Lampung.
Hal itu dilakukan dalam medan perang yang sulit menembus perbukitan dan rimbunnya Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Kepercayaan yang diberikan kepada Alm. Gele Harun sebagai Acting Residen Lampung (kepala pemerintahan darurat) menggantikan Residen Rukadi pada 5 Januari 1949 dibayar dengan keberanian dan semangat juang di tengah terbatasnya peralatan tempur dan fasilitas medis.
Dalam perjuangannya, Alm. Gele Harun harus kehilangan putri kesayangannya, Herlinawati dalam perang gerilya dan dikebumikan di Pekon Sukaraja Kecamatan Way Tenong. Sebuah pukulan berat yang harus diterima dengan keikhlasan demi berkibarnya Sang Saka Merah Putih.
~ Donna Sorenty Moza
