Akhmad Sekhu Kembali Lahirkan Buku Puisi ‘Memo Kemanusiaan’
AKHIRNYA, Balai Pustaka bersedia untuk menerbitkan buku kumpulan puisi berjudul ‘Memo Kemanusiaan’ karya Akhmad Sekhu. Seorang wartawan yang juga dikenal sebagai sastrawan itu kini menerbitkan buku kumpulan puisi yang ketiga.
Sebelumnya, ia telah menerbitkan dua kumpulan puisi, yaitu Penyeberangan ke Masa Depan (1997) dan Cakrawala Menjelang yang mendapat sambutkan khusus dari Sri Sultan Hamengku Buwono X, Raja Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selain itu, ia juga telah menerbitkan tiga novel: Jejak Gelisah (2005) yang diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), dan Pocinta (Prabu21, 2021).
“Alhamdulillah, Balai Pustaka bersedia untuk menerbitkan buku kumpulan puisi saya berjudul Memo Kemanusiaan,” kata Akhmad Sekhu kepada wartawan, Kamis (25/8/2022).
Sekhu sebelumnya tak membayangkan bukunya akan diterbitkan Balai Pustaka. “Dulu, sewaktu masih sekolah SD di desa, saya rajin meminjam buku-buku terbitan Balai Pustaka, antara lain, Sitti Nurbaya, Di Bawah Lindungan Ka’bah, Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, Salah Asuhan, Si Doel Anak Betawi, dan lain-lain, sungguh saya benar-benar sangat mengagumi buku-buku tersebut,” paparnya.
Ia mulai tertarik mengarang sejak duduk di kelas 4 sekolah SD, yaitu SD Negeri 3 Desa Jatibogor, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, provinsi Jawa Tengah.
Sastrawan kelahiran desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, menerangkan, penerbit paling bersejarah di Indonesia yang berdiri sejak 22 September 1917 itu pun telah membuat empat alternatif cover buku tersebut. “Keempat alternatif cover buku tersebut, saya posting di akun facebook pribadi saya Akhmad Sekhu Full untuk dibuat polling untuk menentukan mana cover buku terbaik,“ terang penulis yang mulai serius mempublikasikan karya-karya puisinya sejak sekolah di SMPN 2 Kramat, yang disiarkan di acara ‘Taman Puisi’ Radio RSPD Kota Tegal dengan asuhan Mameth Suwargo.
“Kata Pak Achmad Fachrodji, Direktur Utama Balai Pustaka, dua desain cover bukunya dibuat oleh design grafer difabel tuna rungu yang bekerja di Balai Pustaka, “ imbuh Akhmad Sekhu memberi apresiasi tinggi pada Balai Pustaka yang peduli dengan kaum difabel dan merangkul sebagai karyawan desain kreatifnya.
Menurut Sekhu, polling untuk menentukan mana cover buku terbaik tersebut dilakukan selama empat hari dari 19 Agustus 2022 sampai 22 Agustus 2022. “Saya melibatkan 100 orang dalam polling ini, pesertanya dari dalam negeri maupun luar negeri, di antaranya Malaysia, Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Australia, dan lain-lain,” ungkap penulis yang mengaku dunia literasi adalah dunia perjuangannya, mantap.
Sekhu menyampaikan, beberapa komentar dari peserta yang membuatnya terharu. “Ada mengatakan, covernya eye catching dan menarik yang membuat aku akan beli buku lihat covernya duluan. Cover-nya simple dan kesannya lebih luas dengan merangkul dua tangan, juga ada sebuah pesan yang disampaikan dari judul bukunya, dan tampak lebih enak dilihat. Covernya gambar jabat tangan mewakili rasa ‘saling’ sisi kemanusiaan nya ada di sana. Sedangkan gambar burung merpati seperti kedamaian, “ bebernya.
“Ada juga yang bilang, Memo Kemanusian terwakili oleh 2 ekor burung merpati dan gambar tangan yang bergandengan sebagai penggambaran rasa persahabatan dan atau kemanusiaan,“ imbuhnya.
Sekhu membeberkan hasil polling yang melibatkan sekitar 100 orang, yaitu Cover 1: 45 orang, Cover 2: 32 orang, Cover 3: 12 orang, dan Cover 4: 11 orang. “Polling ini dibuat sebagai cek ombak, apakah masyarakat sekarang masih minat pada buku, dan alhamdulillah, respon dari masyarakat masih tetap minat pada buku, terima kasih dan alhamdulillah, polling menghasilkan cover nomor satu yang paling banyak dipilih,“ tuturnya.
Setelah polling untuk menentukan mana cover buku terbaik, kata Sekhu, Balai Pustaka sekarang sedang memproses lebih lanjut tahapan penerbitan bukunya. “Doakan agar penerbitan buku kumpulan puisi ‘Memo Kemanusiaan’ karya saya ini sukses dan lancar, serta mendapat sambutan baik dari masyarakat, harapannya jadi buku best seller yang laris manis.“
Buku kumpulan puisi berjudul Memo Kemanusiaan karya Akhmad Sekhu ini memuat sekitar 100 puisi yang beragam tema, mulai dari puisi-puisi Pandemi Covid-19, kecintaan pada negeri, sosok-sosok orang yang menginspirasi, kawah candramuka awal proses kreatif kepenulisan, gelombang urban, fantasia sinema, puisi-puisi religius, puisi-puisi hujan, puisi-puisi pengantin melati, romantika keluarga, puisi-puisi ibu dan puisi-puisi yang dipersembahkan untuk kampung halaman. (uzk)