Yuli Nugrahani: Kesetaraan Gender Baik untuk Masa Depan Keluarga

TAK perlu dikata mengenai posisi penting perempuan dalam segala segi kehidupan. Namun, dalam kenyataannya, masih saja peminggiran kaum ibu jika dibandingkan dengan kaum laki-laki. Sebagian masyarakat masih menganggap perempuan sebagai makhluk pelengkap. Tak pelak, perempuan masih dianggap sebagai makhluk yang lebih pantas bekerja di dalam rumah seperti memasak, membersihkan rumah, memasak di dapur, dan mengurus anak saja.
Selain masalah perempuan, di Indonesia terjadi juga kekerasan terhadap anak. Berita-berita masih mengabarkan tentang kekerasan dan pelecehan generasi penerus bangsa. Karena itu, pemerintah membentuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Dibentuklah lembaga yang fokus membidangi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak bernama Forum Komunikasi Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Puspa). Forum Puspa Lampung ini dilantik Wakil Gubernur Lampung Chusnunia, 14 April lalu.
Untuk mengetahui kiprah Forum Puspa Lampung, Muhammad Alfariezie/LaBRAK.CO mewawancarai Ketua PUSPA Lampung Yuli Nugrahani di kediamannya di Hajimena, Kecamatyan Natar, Lampung Selatan, Kamis, 29/4/2021. Petikannya:.
Ceritakan sedikit peran dan fungsi Forum Komunikasi Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Puspa) bagi Provinsi Lampung?
Forum Puspa berada di bawah Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak. Tujuan pembentukan forum ini untuk mengawal pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Indonesia.
Pembentukan Forum Puspa Lampung termasuk yang terakhir dari seluruh Indonesia. Pengesahan Sknya baru pada tahun 2018. Forum ini memiliki berbagai lembaga yang memiliki kepedulian terhadap perempuan dan anak. Ada lembaga masyarakat, lembaga keagamaan, akademisi, jurnalis, lembaga profesi hingga lembaga kesehatan.

Bagaimana tiap lembaga menjalankan peran dan fungsinya masing-masing?
Ada berbagai bidang di dalam Forum Komunikasi Partisipasi Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Tapi, peran dari tiap bidang tidak terpaku dalam sistem. Tiap bidang di dalam puspa menyesuaikan kebutuhan.
Ada beberapa gerakan yang kita kerjakan bersama-sama atas nama puspa. Kalau menggunakan metode ini maka kita bekerjasa bersama untuk satu tujuan.
Pada tahun 2018, kami mengerjakan satu projek di kelurahan Enggal. Kami mengerjakan project bersama untuk kaum ibu-ibu, remaja dan anak-anak. Kurang lebih ada 7 sampai 8 kegiatan yang kami kerjakan bersama sepanjang tahun 2018. Kegiatannya tentang menggunakan medis sosial secara sehat, pelatihan kewirausahaan, pembuatan, pengemasan dan pemasaran kue.
Kita juga pernah menyelenggarakan acara curhat. Acaranya di Bundaran gajah saat car free day. Temanya beragam. Ada yang curhat mengenai masalah kekeraasan rumah tangga hingga kesehatan reproduksi.
Kenapa mesti ada pemberdayaan perempuan?
Cita-cita utama puspa adalah kesetaraan gender. Indonesia masih memiliki banyak PR tentang keadilan dan kesetaraan gender. Masalah yang pertama adalah kekerasan. Hampir 80% korban kekerasan, baik di dalam mau pun di luar rumah ialah perempuan.
Marjinalisasi ekonomi pun sama dengan kekerasan di Indonesia. Perempuan belum menerima nilai ekonomi yang setara dengan laki-laki. Lalu dari segi pendidikan, politik dan budaya pun sama. Perempuan belum mendapatkan tempat yang setara dengan laki-laki.
Bukankah laki-laki pun tidak luput dari kekerasan rumah tangga?
Sekian belas persen kekerasan rumah tangga dialami kaum laki-laki. Datanya bisa cek di simfoni. Namun, saat ini yang menjadi fokus pembicaraan adalah korban mayoritas dalam kekerasan rumah tangga juga kemitraan dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak.
Pemberdayaan-pemberdayaan seperti apa dan bagaimana yang akan diberikan kepada perempuan?
Fokus puspa adalah mendorong perempuan untuk mempunyai akses yang sama dengan laki-laki dalam bidang apapun. Perempuan mesti memiliki kemampuan untuk mengenali diri sendiri, berani mengatakan kebutuhannya kepada orang lain mau pun kelompok hingga mampu melakukan sesuatu untuk diri sendiri.
Perempuan akan mengalami kemandirian dalam memperjuangkan dirinya sendiri mau pun keluarga. Hal ini terjadi bila suaminya meninggal atau terjadi perceraian. Tapi, kalau suami dan istri sudah mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan dalam hidup maka situasi darurat dapat tertanggulangi. Untuk itu, kaum perempuan mesti berdaya.
Bagaimana Forum Puspa ini berkontribusi bagi masyarakat?
Di dalam forum puspa ada 34 lembaga. Lembaga-lembaga ini sudah lama bergerak untuk masyarakat dalam lingkupnya masing-masing. Dari situ, tentu tiap lembaga memiliki data dan informasi yang dapat kita gunakan untuk menyusun program pemberdayaan dan perlindungan.
Dalam menjalankan program, puspa bisa bergerak bersama-sama atau pun menyesuaikan bidang. Pernah ada satu kasus kekerasan seksual di Lampung Timur. Pada saat itu yang bergerak hanya satu bidang. Tapi, bukan berarti bidang lain yang berada di dalam puspa tidak melalukan apapun. Hal pertama yang dilakukan adalah memberi support kepada bidang yang sedang menjalankan tugasnya. Lalu, bidang-bidang lain membuat surat pernyataan bersama untuk mendorong penyelesaian kasus tersebut.
Menurut Anda, apa yang bisa diperbuat dengan perempuan desa? Kita ketahui bersama di desa minim perusahaan untuk mereka bekerja.
Saya memiliki pengalaman mengetahui langsung cita-cita dan keberhasilan perempuan di daerah Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus. Mereka berhasil memproduksi kopi untuk konsumsi rumah tangga sendiri. Latar belakangnya sangat sederhana. Awal kesuksesannya dari keprihatinan kaum ibu terhadap kopi yang ada di dapur. Kopi di dapur mereka justru kemasan dari pabrik-pabrik besar. Padahal, Ulu Belu adalah salah satu daerah penghasil kopi Lampung terbaik.
Sekaran, mereka sudah mampu memproduksi dan mengemas kopi Ulu Beluh. Mereka pun menjual sendiri kopi-kopi itu hingga ke daerah lain.
Berdasarkan pengalaman, perempuan desa memiliki kekuatan. Perempuan desa mampu memanfaatkan lahan yang tersedia di sekitarnya. Tanpa uang, mereka tetap mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Dari hasil penanaman dan pelihaaraan di sekitar rumah, mereka mampu membuat masakan untuk makan sehari-hari.
Apa yang menjadi kebutuhan perempuan di desa?
Perlindungan kemudian pendidikan. Berbicara perlindungan maka perempuan desa tidak atau belum mempunyai sarana atau tempat yang menampung mereka ketika mengalami sesuatu yang membahayakan.
Kasus pelecehan seksual dan kekerasan rumah tangga bisa sangat parah ketika terjadi di desa. Perempuan belum cukup umur yang mendapat pelecehan dari pacarnya, oleh masyarakat sekitarnya justru mendapatkan cap berkonotasi buruk.
Seringkali, justru masyarakat setempat mewajibkan mereka untuk menikah. Padahal, si perempuan sudah mendapat pelecehan ketika masih pada masa pacaran. Lalu, bagaimana jika sudah masuk ke jenjang suami dan istri.
Secara pribadi saya tidak setuju. Pernikahan tidak selalu menjadi solusi untuk kasus seperti yang saya katakan di atas.
Bagaimana pendampingan untuk kasus pelecahan seksual terhadap remaja perempuan?
Paling ideal melakukan pencegahan. Jangan sampai kasus seperti itu terjadi atau bahkan terulang. Kita mesti mengedukasi sejak dini. Ketika belum ada ikatan yang legal maka lelaki tidak boleh menyentuh bagian tubuh tertentu dari perempuan.
Menurut Anda, daerah mana saja yang mengalami kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan dan anak?
Kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan dan anak masih terjadi di semua daerah provinsi Lampung. Kasusnya bermacam-macam. Pada acara di bundaran gajah waktu itu, kami mendengar informasi tentang kekerasan di rumah tangga. Itu terjadi di Bandarlampung. Orang-orang terdekat seperti suami, ternyata menjadi pelaku kekerasan terhadap perempuan. Padahal, sosok itu adalah yang paling diharapkan untuk melindungi.
Faktornya bermacam-macam. Salah satu kasus karena faktor ekonomi. Kerap kali suami marah dan memukul istri karena tuntutan. Istri kerap menuntut pemenuhan kebutuhannya saat suami baru pulang bekerja. Nah, dalam kondisi lelah, suami akan kehilangan kontrol emosi.
Faktor yang kedua bisa juga dari internet dan gadjet. Salah satu kasus terjadi karena media sosial. Suami sangat mudah membandingkan kesempurnaan atau kecantikan istrinya dengan perempuan lain hanya karena melihat postingan dari akun orang lain. Perbandingan-perbandingan itu bisa menjadi landasan kekerasan dalam rumah tangga.
Kalau semua perempuan sudah mampu mandiri secara ekonomi, lantas apa peran dari kaum laki-laki untuk perempuan itu sendiri?
Jika kesetaraan antara laki-laki dan perempuan tercapai maka akan menimbulkan keuntungan bagi keduanya. Laki-laki dan perempuan akan menjadi mitra yang baik dalam membangun rumah tangga. Paling tidak kita melihat kesetaraan dalam pendidikan. Paling tidak, jika pendidikannya setara maka perempuan akan menjadi teman diskusi yang asyik bagi pasangannya.
Kita juga bisa melihat segi keuangan. Perempuan yang memiliki wawasan akan menjadi mitra yang baik bagi laki-laki dalam hal keuangan. Perempuan bisa mengatur keuangan rumah tangga untuk masa kini dan masa depan hidup mereka.
Apakah menurut Anda kesetaraan gender begitu penting bagi Indonesia?
Cukup penting maka ada peraturan menteri. Bahkan undang-undang sudah mengatur pengarus utamaan gender. Karena saat ini yang terpinggirkan kaum perempuan maka fokusnya tidak pada laki-laki. Kalau nanti yang terpinggirkan kaum laki-laki maka mungkin ada peraturan baru menyesuaikan kebutuhan.
Beralih ke masalah perlindungan anak. Apa yang mesti dilakukan orang tua dalam mendidik anak yang bandel?
Anal bandel selalu ada dalam kehidupan ini. Tapi, saya tidak setuju jika mesti memukul untuk mendidik anak yang bandel.
Sekarang kita bedakan dulu bagaimana ketegasan dan kekerasan. Ketika berbicara kekerasan maka pasti ada korban. Korbannya bisa barang, orang atau relasi. Sekarang mendidik menggunakan kekerasan sudah tidak laku lagi. Ada beberapa lembaga pendidikan yang telah menerapkan tradisi tandingan.
Anak yang sering terlambat datang ke sekolah tidak lagi dipukul menggunakan rotan atau push up dan lain-lain. Tapi, diberi kertas dan pena lalu diwajibkan menulis alasan keterlambatannya atau si guru mengajak dialok murid untuk mencari tahu alasannya terlambat.
Hasil dialog atau tulisan itu akan sangat berguna bagi guru untuk mengetahui variabel-variabel keterlambatan si murid. Karena metode ini, guru akan memiliki cara untuk mendidik si murid agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
Bagaimana orang tua bertindak dalam mendidik anak atau remaja yang terpengaruh narkoba?
Saya pernah memberi pendampingan dalam Lembaga Pemasyarakatan di Raja Basa. Ada beberapa remaja yang terpengaruh narkoba di dalam sana. Mereka bercerita. Ketika sakau, ternyata yang dirindukan adalah pelukan dari sang ibu. Tapi, di dalam penjara tidak mungkin terjadi. Yang terjadi adalah bully dari para senior dan kawan sehingga ketika sakau itu mereka akan menyakiti dirinya sendiri. Caranya menyayat tangan hingga berdarah lalu mengisap darahnya sendiri.
Tantangan para pendamping adalah membantu mereka agar kembali ke dalam kehidupan yang normal. rata-rata, remaja yang kecanduan narkoba tidak memiliki relasi yang baik dengan orang tuanya sendiri. Mereka kerap mendapat cap sebagai anak nakal sehingga terbuang dari keluarga. Padahal yang mereka butuhkan agar kembali ke dalam kehidupan yang normal adalah kasih sayang orang tua. Baru dari teman serta lingkungan.
Terakhir, stimulan apa yang diperlukan dalam memberdayakan perempuan dan memberi pelindungan bagi anak?
Kami memerlukan dukungan dari semua orang. Apa yang forum puspa lakukan bukan semata-mata untuk perjuangan perempuan saja. Tapi, ini adalah kerja dari seluruh unsur, baik dari laki-laki mau pun perempuan. Tujuannya untuk mendapatkan martabat yang sama sebagai manusia. Tidak peduli dia laki-laki atau perempuan mau pun umur tertentu dan siapa pun itu mesti dianggap sebagai manusia. Bukan manusia kelas satu atau kelas dua. Tapi, sungguh-sungguh manusia yang memiliki martabat yang sama.
Kami juga membutuhkan pemahaman yang sama dari seluruh masyarakat terkait hal ini. Hal ini tidak bisa dilakukan oleh pemerintah atau satu kelompok tertentu saja. Kita harus bergotong royong untuk mewujudkan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Apalagi ini terkait Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Dari segi pembangunan, saat ini mesti melibatkan kesataraan gender dan inklusi sosial. Misal pembangunan trotoar. Trotar itu mesti dibangun menyesuaikan hal-hal yang terkait perempuan dan berkebutuhan khusus. Jika ada trotoar yang terlalu tinggi sehingga perempuan atau orang berkebutuhan khusus tidak dapat menggunakan maka pembangunannya patut dipertanyakan.
Satu lagu. Pembangunan jembatan penyebaran mesti menyesuaikan perlindungan perempuan. Tidak selalu perempuan menggunakan celana. Kadang, perempuan menggunakan rok. Perempuan yang berjalan di atas jembatan penyebarangan berindikasi mengalami tindak pelecehan. []
