Human

Seven Selfie, Wisata Murah Meriah di Jalan Wan Abdul Rahman

Oleh Muhammad Alfariezie

PERTUMBUHAN destinasi wisata bernuansa alam di Bandar Lampung cukup menggembirakan. Kondisi ini cukup berimbang dengan perkembangan pembangunannya. Berbagai destinasi wisata alam selalu muncul. Bahkan, jalur Wan Abdul Rahman yang terbentang dari kecamatan kemiling hingga Teluk Betung Utara, terkenal sebagai peta area rekreasi keluarga.

Alam di daerah sana memang masih sangat asri. Terdapat pohon-pohon hutan yang rindang. Pohon-pohon rindang itu tumbuh di sekitar tanaman kebun yang menghasilkan kebutuhan pokok manusia. Sebut saja, pisang, kol dan cabai. Selain itu, melalui jalur ini, pengendara akan menyaksikan tinggi dan hijaunya bukit barisan selatan.

Di Jalan Wan Abdul Rahman ada lebih dari tiga area wisata. Sebut saja, di sana ada Taman Rusa, Taman Kupu-kupu Gita Persada, Taman Kelinci hingga Umbul Helau. Namun, pembahasan ini tidak kepada tempat wisata tersebut.

Pada kesempatan ini, kabar wisata akan membahas area rekreasi keluarga murah meriah yang keren. Namanya Seven Selfie.

Seven Selfie berada di Jalan Wan Abdul Rahman, Kecamatan Teluk Betung Utara. Untuk menuju lokasi ini tidak sulit. Jalannya sudah aspal. Ruasnya pun lebar. Bisa dituju melalui Teluk Betung atau Kecamatan Kemiling. Suasanana pun sama saja. Dari Kemiling mau pun Teluk Betung Utara. Alam di sana masih hijau.

Seven Selfie pertama buka pada 21 Februari 2021. Waktu itu, animo masyarakat luar biasa. Dalam satu hari, Seven Selfie menerima seribu lebih pengunjung. Baik itu dari kota Bandarlampung maupun dari luar kota. Sebut saja dari Pesisir Barat. Seiring waktu, Seven Selfie pun terlihat oleh masyarakat yang berada di Palembang hingga Tangerang. Mereka datang ke Lampung dan menyempatkan diri untuk mampir ke sini.

Di area ini, mereka tidak sekadar selfie atau weefie. Tapi, menikmati alam pegunungan yang masih segar. Ada juga yang bersantai di gajeboh. Tentu saja sembari menikmati kopi, teh dan minuman dingin serta makan mie instant.

O iya, bapak dan ibu tidak perlu khawatir. Di sini tidak ada jurang. Jadi, anak-anak bisa bermain di alam yang berwarna-warni.

Seven Selfie, menawarkan konsep alam dan kesederhanaa. Semua bahan pembangunan yang digunakan di sini, harganya tidak mahal. Kebanyakan, pernak-pernik yang ada di sini, seperti sepeda, motor kayu, kupu-kupu kayu, pijakan bambu, semuanya terbuat dari bahan bekas. Kalau pun ada yang baru, tidak semua beli. Melainkan, mengambil di kebun yang terletak tidak jauh dari lokasi ini.

Selain kesederhanaan, Seven Selfie menawarkan konsep taman  yang penuh bunga. Bunga yang dominan di sini adalah miana. Bunga ini menyukai tempat yang terang. Karena itu, bunga yang berwarna ungu itu mudah beradaptasi dengan sinar matahari langsung. Tapi, jangan sampai telat menyiram. Nanti layu. Menyiramnya sehari dua kali. Yap. Miana adalah tanaman yang suka mandi. Alias bunga yang menyukai air.

Selain Miana. Di sini juga tumbuh mekar bunga matahari kecil. Warnanya yang kuning terang nan cerah amat menggugah. Wah, pasti anak-anak suka banget tuh diajak main ke sini.

O iya, kenapa ya tempat ini dinamakan Seven Selfie? Nah, Kabar Wisata sudah bertemu dengan pengelolanya. Namanya Mad Sani. Tapi, dia biasa dipanggil Kang Sani. Menurutnya, arti Seven Selfie adalah dalam tujuh hari selama satu minggu orang bisa memposting foto di media sosial. Kenapa begitu? Tujuan Kang Sani menghadirkan destinasi wisata ini adalah untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat modern yang doyan memposting foto di media sosial.

Kang Sani adalah asli orang yang lahir di Bandar Lampung. Karena itu, dia ingin mendedikasikan diri untuk tanah kelahirannya. Kendati orang tuanya berasal dari Raskas Bitung, Banten. Tapi, dia sangat mencintai Lampung.

Dedikasinya tidak sekadar membuat destinasi wisata. Namun, dari Seven Selfie ini, sekarang Kang Sani bekerjasama dengan masyarakat sekitar. Dia mengajak masyarakat untuk membudidayakan tanaman hias. Tanaman hias itu kemudian akan dibawanya ke kios-kios penjualan. Bahkan, berkat perjuangannya, beberapa orang yang bekerja di Seven Selfie dan masyarakat sekitar sering mendapat panggilan untuk membuat taman atau menanam bunga untuk halaman instansi-instansi.

Dulu, lelaki yang berperawakan sederhana dan lumayan kekar itu, berprofesi sebagai pengrajin bambu. Dia biasa membuat gajeboh. Wajar kalau di Seven Selfie terdapat gajeboh yang unik.

Pengunjung bisa menikmati fasilitas yang ada di sini secara gratis. Apalagi, setelah selfie pasti lelah. Bersantai di Gajeboh sembari menikmati angin sepoi-sepoi pegunungan adalah salah satu alternatif menghilangkan penat. Kalau ingin buang air pun sudah tersedia. Kalau ingin sholat pun juga sudah tersedia.

Tiket masuk ke area rekreasi keluarga ini cukup terjangkau. Untuk satu orang dikenakan biaya sepuluh ribu rupiah. Itu pun mendapat bonus sebotol air mineral Lho. Sedangkan untuk parkir dua ribu rupiah. Setelah parkir kemudian selfie, pengunjung juga bisa kok karokean di tengah alam yang rimbun ini. Tidak ada patokan biaya lho. Cukup bayar suka rela saja.

Kalau pengunjung memiliki niat untuk menyelenggarakan acara ulang tahun atau arisan, di sini pun bisa kok. Bahkan, sudah ada yang pernah menggelar pesta ulang tahun dan arisan. Selain itu, kalau tidak mau repot membuat dan membawa makanan, pengunjung bisa memesan ke pengelola. Pengelola akan menyiapkan makanan sesuai keinginan. Kalau inginnya hanya nasi kotak, bisa. Jika ingin bakar ayam, bakar ikan, bakar jagung dan lain-lain. Pengelola pun sanggup menyediakan. Asalkan, reservasi terlebih dahulu.

Kalau menurut pengakuan Kang Sani, sepuluh persent dari penghasilan tiket masuk, parkir dan sewa tempat akan diberikan ke orang lain. Tapi, sayang sekali. Kang Sani tidak menjelaskan uang itu untuk apa dan siapa lalu bagaimana menyerahkannya.

Berawal dari Hayalan dan Obrolan

Pada tanah seluas 1600 meter ini, Kang Sani tidak sendirian dalam mengerjakan segala sesuatu mulai dari merawat bunga dan membuat spot foto. Ada kawannya yang membantu, yaitu Kang Black. Dia adalah orang yang selalu menemani Kang Sani mengontrol destinasi wisata ini. Setiap hari mereka selalu membersihkan sampah yang ada di sini.

Tanah yang saat ini menjadi area wisata, ternyata bukan milik Kang Sani Lho. Kang Sani hanya mengontrak tempat ini. Jadi, ceritanya begini. Waktu itu, pada hari yang Kang Sani pun juga lupa, dia dan kawannya yang bernama Andre Oktavia berbincang-bincang. Perbincangan itu berawal dari jam sembilan pagi sampai jam sembilan malam. Perbincangannya tak lain dan tak bukan ialah membicarakan hayalan-hayalan atau angan-angan. Tapi, memang dasar Kang Sani ini adalah seorang yang giat bekerja. Jadi, keesokan hari setelah obrolan itu berlangsung, mereka langsung mencari lokasi tanah. Terpilihlah lokasi ini. Menurut Kang Sani, lokasi ini dipilih karena tepat berada di belakang Gunung Betung.

O iya, sekadar informasi. Gunung Betung masuk ke dalam hutan kawasan register 19 Taman Hutan Raya Wan Abdul Rahman. Sedikit cerita, konon, gunung ini menjadi tempat persembunyian para aulia. Salah satu di antara mereka ialah, Pangeran Jaya Sakti.

Nah, sekarang kita kembali lagi ke destinasi wisata Seven Selfie. Dulu, tempat ini adalah semak-semak. Tapi, kadang juga pemiliknya menanam pepaya dan sayuran. Namun, karena pemiliknya bekerja maka tidak terkelola. Sekarang, jadilah Seven Selfie. Destinasi wisata berkonsep taman penuh bunga dan area rekreasi keluarga yang murah meriah.

Orang Palembang Ingin Membangun Seven Selfie

Seven Selfie memang tempat wisata yang sederhana. Kendati begitu, orang dari Palembang pernah berkata kepada Kang Sani. Orang dari provinsi seberang itu ingin membuka tempat wisata yang sama. Namanya pun sama. Yaitu Seven Selfie. Alasannya, selain simple dan mudah diingat. Yaitu, karena filosofinya yang merujuk ke hobi masyarakat modern.

Berdasarkan antusias masyarakat dari Palembang, Kang Sani pun memiliki rencana. Ke depan, ia ingin membuat Seven Selfie lagi. Bahkan, tidak menutup kemungkinan lokasinya di tengah kota. Dia ingin seperti Indo mart dan alfa mart.

Menurutnya, dua mini market itu selalu ada di berbagai daerah. Keberadaan tempat penjualan kebutuhan pokok itu sangat memudahkan masyarakat. Karena itu, Kang Sani ingin membangun destinasi wisata yang sama di tiap lokasi. Dia juga ingin memudahkan masyarakat yang memerlukan tempat wisata. Dia ingin masyarakat tidak perlu jauh-jauh untuk menikmati pemandangan yang indah seperti warna pelangi di dalam taman.

Saat ini pun, Kang Sani sudah memuaskan tiap pengunjung. Setiap sabtu dan minggu, Kang Sani memberikan hiburan kepada tiap pengunjung. Sesuai konsep wisata sederhana tadi. Hiburan yang Kang Sani beri adalah menggelar Organ Tunggal di area karaoke.

Menurut Kang Sani, 70% pengunjung Seven Selvie adalah dari kaum ibu. Bahkan, ada yang dari perkumpulan pengajian. Tak jarang juga ada rombongan ibu arisan. Selain bernyanyi, otomatis mereka selfie dan weefie.

Kang Sani mengatakan, waktu terbaik berkunjung ke Seven Selfie adalah setelah ashar atau pada pagi hari. Pada saat itu, cahaya nampak menerangi bunga-bunga. Selain itu, latar belakang gunung betung tidak terhalang kabut.

Nah, buat masyarakat yang menyukai olahraga lari atau bersepeda. Ketika pagi, banyak lho orang-orang yang mampir ke sini usai berolahraga.

Kalau buat masyarakat yang menyukai kembang dan mencari bibit tanaman, bisa juga kok datang ke Seven Selfie. Kang Sani pun bersedia Lho jika ada pengunjung yang ingin berkonsulitasi masalah tanaman. Bahkan, ada ibu yang ingin membeli bunga matahari kecil di tengah lokasi wisata. Kang Sani tidak ragu mencabut akarnya untuk ibu itu. Bahkan, di sini juga menjual kaktus. Harganya sepuluh ribu rupiah. Kalau ingin turun. Mending langsung ke sini saja. Langsung tawar menawar harga dengan Kang Sani. []

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top