Sosok

In Memoriam Viddy AD Daery

SETELAH Udo Z Karzi, Viddy AD Daery.  Begitulah, nama saya dan nama penyair-novelis kelahiran Lamongan, 28 Septembet 1961 ini hampir selalu berdampingan — minimal berdekatan — dalam beberapa antologi bersama. Misalnya di Lampung Kenangan: Krakatau Award 2002, Graffiti Imaji: Kumpulan Cerpen Pendek (2002), Maha Duka Aceh (2005) dan Kemanusiaan pada Masa Wabah Corona: Renungan 110 Penulis Satupena (2020).

Walau tak ketemu, saya cukup kenal sastrawan bernama asli Drs. Anuf Chafiddy ini. Dia berada di belakang sebagai penulis skenario serial “Lenong Bocah” bertahun-tahun yang saya tonton di TPI. Juga,, serial “Jejak Wali” yang diproduksi dan ditayangkan MNC TV.

Selain skenario sinetron, lulusan Universitas Airlangga, Surabaya ini menulis pula puisi, cerpen, novel,, naskah teater, dan artikel di kolom koran-koran. Buku puisinya: South Bank & Air Mata (1996), Novel-novelnya: Sungai Bening (2001), Pendekar Sendang Drajat (2009), Misteri Pengebom Candi Gajah Mada (2011), Pendekar Sendang Drajat: Memburu Negarakertagama (2011), Misteri Gajah Mada Islam (2013), dan Misteri Pendekar Khidir dan Islam Purba Nusantara (2014).

Sebuah puisi Viddy menitip pesan buat saya untuk menjaga Lampung:

MATAHARI JAM SEMBILAN PAGI DI LAMPUNG

hutan-hutan yang bosan
bukit-bukit kapur yang sekarat
telah kulupakan di belakang
matahari jam sembilan pagi
menutup ingatan muram
tentang negeri yang dihancurkan
di depanku kini terhampar biru laut
dan pohon-pohon kuning keperakan
apakah itu wajah Lampung?
ataukah tipuan senyum simpulmu?
aku menghitung kilometer-kilometer
berjajar-jajar keindahan dan kepiluan
apakah tega negeri seindah ini
tidak kau jaga
tetapi kau hancurkan?

ALS-Lampung-Riau

Barangkali, karena sajak ini, saya bersetia dengan Lampung. Di Lampung saja dan tidak suka ke mana-mana. Hahaa.. Karena itu saya cukup mengakrabi karya-karya. Tak lebih!

Tapi, ahai… undangan menghadiri Kongres SATUPENA pertama di Solo tahun 2017 akhirnya mempertemukan kami secara fisik setelah berkali-kali berjumpa di antologi bersama.

Serasa masih terdengar suara kerasnya dalam persidangan dan ketika penghitungan suara dalam pemilihan yang mengantarkan Dr. Nasir Tamara menjadi Ketua Umum SATUPENA pertama, tatkala membaca kabar Viddy AD Daery berpulang ke rahmatullah pada hari ini, Senin, 23/11/2020 pukul 03.00 setelah beberapa hari menjalani perawatan akibat stroke di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Ia mengalami stroke sejak lima bulan lalu.

Innalillahi wainna ilahi rajiun. Selamat jalan, Mas Viddy. Kita tetap akan bertemu melalui karya-karya yang engkau tinggalkan. Semoga itu menjadi amal baikmu. Amin. []

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top